TEORI EKONOMI MIKRO
A.
PENGERTIAN
EKONOMI
Ilmu
Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos yang
berarti peraturan. Jadi, dari segi
bahasa ekonomi
berarti peraturan rumah tangga.
Dalam
arti luas, ekonomi berarti usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya untuk
mencapai kemakmuran. Disiplin ilmu yang mempelajarinya dinamakan ilmu ekonomi.
1.
Batasan Ilmu Ekonomi
a. Albert
L. Meyers
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan.
b. Prof.
Dr. Y.L. Mey Yi
Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia dan
pemuasan kebutuhan kearah kemakmuran.
c.
Robinson
Ilmu ekonomi merupakan pelajaran tentang
penggunaan/penempatan/penyaluran alat-alat yang sifatnya jarang terhadap tujuan
yang bermacam-macam.
d. Alfred
Marshall
Ilmu ekonomi adalah studi tentang umat
manusia dalam kehidupan sehari-hari *(Produksi, Distribusi, Konsumsi)*
e. Lionel
Robins
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sebagai akibat adanya
tindakan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan, dimana kebutuhan manusia itu
tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan itu terbatas dan digunakan
secara alternatif.
f.
Richard G. Lipsey
Ilmu ekonomi adalah studi tentang
pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak
terbatas (Man, Money, Material, Machine, Method, Market,)
2.
Pembagian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dapat dibagi-bagi dalam
beberapa macam, antara lain :
a. Ekonomi
Deskriptif
Ilmu ekonomi yang mengambarkan suatu
masalah ekonomi secara khusus, biasanya disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan
angka-angka.
b. Ekonomi
Teori
Ilmu ekonomi murni yang menjelaskan
hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi dan menyimpulkan dalam hukum ekonomi.
Ekonomi teori dibedakan menjadi dua macam :
1)
Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi yang mempelajari masalah
ekonomi secara khusus, misalnya masalah mekanisme harga, permintaan, penawaran,
elastisitas, perilaku konsumen, masalah pasar atau suatu badan usaha. (Adam
Smith)
2) Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi yang mempelajari masalah
ekonomi secara menyeluruh, fungsi tabungan, investasi, inflasi, pengangguran, Pendapatan
Nasional dll (JM.Keynes)
c.
Ekonomi Terapan
Ilmu ekonomi yang mengambarkan tentang
penerapan ekonomi dalam kehidupan perekonomian masyarakat.
Dalam filsafat ilmu ekonomi terapan terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Natural
Science, antara lain :
§
Ilmu
fisika
§
Ilmu
alam
§
Ilmu
biologi
§
Ilmu
pasti
2) Social
Science, antara lain :
§
Ilmu
tata Negara
§
Ilmu hukum
§
Ilmu
sosiologi
§
Ilmu ekonomi
§
Ilmu
sejarah
3) Humanitanial
Science, antara lain :
§
Ilmu
sastra
§
Ilmu
antropologi
3.
Metode
Ekonomi
Cara atau metode untuk mencapai tujuan
ekonomi adalah :
a. Metode deduksi (abstraksi)
Yaitu cara penyelidikan yang didasarkan
atas dalil-dalil pokok, menurut pikiran logis, dan ditarik kesimpulan dari
peristiwa yang umum.
b. Metode Induksi ( empiris)
Yaitu suatu cara penyelidikan yang
berpangkal pada kejadian-kejadian ekonomi, kemudian disusun secara sistematis
dan dipelajari untuk memperoleh kesimpulan
c.
Kedudukan Imu Ekonomi dan Ilmu-ilmu Sosial
Ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu
pengetahuan sudah berkembang sejak abad
XVIII, akan tetapi bukan berarti sebelum
abad itu tidak ada peristiwa ekonomi, bahkan sudah terjadi sejak adanya manusia
itu sendiri hanya saja belum ada pembahasan secara khusus dan mendalam dengan
sistematika, tetapi belum merupakan suatu disiplin ilmu sehinga lahirlah sebuah
buku yang berjudul “An Inguiry into the Nature and Couses of the Wealth of
Nations” yang ditulis oleh Adam Smith tahun 1776. Dan sejak itu
berkembang pesatlah ilmu ekonomi yang kemudian dikenal ekonomi perusahaan,
ekonomi pembangunan dan ekonomi keuangan.
4.
Ilmu Ekonomi dan Kemakmuran
a. Pengertian
Kemakmuran
Kemakmuran tidak dapat disamakan dengan
kesejahteraan. Kesejahteraan mengandung unsur-unsur keselamatan, ketentraman
dan kemakmuran sendiri. Jadi belum tentu masyarakat yang makmur itu sejahtera
Kemakmuran adalah keadaan seseorang atau
manusia dimana kebutuhan-kebutuhannya telah bisa terpenuhi dengan sarana pemuas
yang terbatas.
b. Sumbangan
ilmu ekonomi dalam peningkatan kemakmuran
Dalam ilmu ekonomi dikenal adanya adanya
teori ekonomi, ekonomi terapan dan ekonomi deskriptif. Ketiga macam teori
tersebut semuanya memberikan andil dalam usaha peningkatan kemakmuran, yaitu :
Ø
Teori ekonomi memberikan petunjuk tentang bagaimana
hubungan manusia dalam kaitannya dngan usaha pemenuhan kebutuhan hidup serta
kemakmuran masyarakat.
Ø
Ekonomi terapan memberikan pedoman untuk menyusun
langkah-langkah dan kebijaksanaan dalam politik ekonomi dan pembangunan ekonomi
baik regional, nasional maupun internasional.
Ø
Ekonomi deskriptif menyajikan informasi perekonomian yang
sangat bermanfaat dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi.
B.
PASAR
1. Pengertian
Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta terjadi proses jual beli. Setiap pertemuan antara penjual dan
pembeli sehingga terjadi tukar-menukar, maka akan terbentuk pasar. Syarat
terbentuknya pasar yaitu :
- Adanya
barang atau jasa yang akan diperjual belikan
- Adanya penjual
dan pembeli yang saling menguntungkan untuk melakukan jual beli.
2. Fungsi dan Peranan pasar
- untuk
memudahkan memperoleh barang atau jasa yang diperlukan
- untuk
memasarkan atau memperkenalkan barang atau jasa
- untuk
menunjang kelancaran pembangunan
C.
PRODUKSI
Pengertian dan tujuan produksi
Pengertian:
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan
barang/jasa baru atau meningkatkan
kegunaan barang atau jasa bagi kebutuhan manusia.
Pokok pikiran dari produksi
diantaranya :
1.
Produksi
merupakan usaha manusia untuk menciptakan atau meningkatkan kegunaan
barang/jasa.
2.
Produksi
bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau penghasilan dan memenuhi kebutuhan
manusia.
Produksi
barang dan jasa
1.
Produksi
Barang
a.
Pengertian
Produksi barang merupakan daya cipta dalam
merombak kegunaan barang dengan mengubah sifat dan bentuk barang.
b.
Klasifikasi
Produksi barang
a)
barang
Konsumsi. Dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup
b) Barang Modal. Berguna untuk menghasilkan
barang lain dan tidak dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
2.
Produksi
Jasa
a. Pengertian
Produksi jasa merupakan daya cipta dalam
menambah kegunaan jasa tanpa melakukan perubahan terhadap sifat dan bentuknya.
b. Klasifikasi Produksi Jasa
a)
Produksi
jasa yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Contoh :
pendidikan, pengobatan, hiburan dll.
b) Produksi jasa yang ditujukan untuk
meningkatkan kegunaan barang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan secara
tidak langsung. Contoh : angkutan barang, perdagangan dan asuransi.
c. Fungsi produksi
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam
kegiatan produksi :
1.
Input (masukan)
yaitu segala sesuatu yang dimasukan dalam proses produksi. Contoh : bahan
mentah, bahan penolong.
2.
Process (Proses),
Yaitu suatu kegiatan mengelola bahan
3.
Output (keluaran)
yaitu hasil yang dikeluarkan dari hasil produksi. Contoh : barang jadi.
d. Tujuan produksi
1.
secara
makro. Produksi bertujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam mencapai kemakmuran.
2.
secara
mikro. Produksi bertujuan :
a. menghasilkan barang dan jasa keperluan
masyarakat.
b. memenuhi kebutuhan hidup baik individu
maupun masyarakat.
c. kelangsungan hidup pribadi atau golongan.
d. mendapatkan laba.
e. memperoleh kepuasan.
f. memenuhi kebutuhan dan kepentingan, baik
produsen maupun konsumen.
e. Bidang-bidang produksi dan tingkatan produksi
Bidang-bidang
produksi
1.
Usaha Ekstratif yaitu
mengambil barang-barang dari alam secara langsung atau setiap usaha
untuk memperoleh barang-barang yang disedikan alam Contoh, berburu, meramu, ,
pertambangan, nelayan, , air kemasan.
2.
Usaha Agraris yaitu mengelola tanah dengan
bantuan tingkat kesuburan tanah Contoh, Pertanian, perkebunan, perhutanan.
3.
Usaha Industri yaitu kegiatan mengolah atau
mengubah bahan-bahan menjadi barang, baik barang setengah jadi maupun barang
jadi Contohnya; pabrik, kerajinan, perfilman, otomotif, Rekaman, periklanan,
telekomunikasi, dirgantara, mebeler, dll, dsb
4.
Usaha Perdagangan yaitu kegiatan yang
melakukan jual beli barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu
pemilik ke pemilki lain, Dagang Kelontong, Swalayan, Onderdil, Elektronik,
Busana, Sayuran, makanan, Minuman, Perumahan, dll
5.
Usaha Jasa yaitu usaha yang tidak
menghasilkan barang-barang tetapi berupa jasa atau sebagai usaha untuk membantu
proses produksi tanpa membuat barang itu sendiri contoh, Salon, Pengobatan,
Transportasi, telekomunikasi, Hiburan, pendidikan, Pengiriman, Hotel,
Pariwisata, Kontrakan dll.
Tingkat Produksi
1. Tingkat Produksi Primer,
meliputi usaha ekstratif menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar.
2. Tingkat Produksi Sekunder,
meliputi pemanfaatan sumber daya alam atau bahan baku yang diolah barang jadi.
3. Tingkat Produksi Tersier
mengacu pada kegiatan yang lebih dominan menghasilkan jasa dibanding tangible
goods.
D.
FAKTOR PRODUKSI
1. FAKTOR
ALAM
Yakni faktor produksi yang berasal dari
sumber yang telah tersedia tanpa harus diolah terlebih dahulu contoh :
a. tanah
b. Air
c. barang Tambang
d. tenaga alam
e. udara dan Iklim
f. Flora dan fauna
2. FAKTOR
TENAGA KERJA (SDM)
Yakni kompetensi manusia yang merupakan
paduan antara kekuatan jasmani , kemampuan berfikir, perasaan dan intuisi
manusia yang digunakan untuk tujuan produksi dan dapat dirinci lagi :
- Tenaga
Rohani, adalah segala kegiatan pikiran yang memberikan sumbangan produktif.
- Tenaga Jasmani
, adalah kondisi fisik yang ditujukan untuk produksi mencakup :
a. Tenaga Kerja Terdidik (Skilled labour)
b. Tenaga Kerja Terlatih ( Trained Labour)
c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak
Terlatih (Unskilled and Untrained Labour)
3. MODAL
a. Pengertian
Modal adalah setiap barang (uang) yang
dihasilkan dan dapat digunakan untuk menghasilkan barang selanjutnya.
b. Klasifikasi modal :
·
Modal
masyarakat : benda produksi yang dipakai proses produksi dengan tujuan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat
·
Modal
peseorangan : yaitu setiap benda modal yang dimiliki oleh individu dan hasilnya
merupakan keuntungan pemilik modal tersebut
c. Modal menurut penggunaannya :
·
Modal
Lancar : yaitu modal yang habis dipakai dalam setiap kali proses produksi.
·
Modal
Tetap : yaitu setiap benda modal atau alat produksi yang dipakai dalam proses
produksi berulang kali.
d. Modal menurut bentuknya :
·
Modal
abstrak : yaitu benda modal yang masih ada dalam persediaan dan belum dipakai
dalam produksi
·
Modal
Nyata : yaitusetiap benda modal yang digunakan dalam proses produksi secara nyata.
e. Fungsi Modal:
Adalah untuk memperbesar produksi, makin
besar dan sempurnanya modal, maka peningkatan produksi diharapkan makin
sempurna pula.
Modal yang berasal dari “sisa” pendapatan yang tidak dikonsumsi
atau disebut tabungan.
Tabungan adalah usaha pemupukan modal untuk
diinvestasikan , misalnya dengan cara menyimpan di Bank.
4. Apabila menyimpan uang di Bank tidak digunakan untuk produksi misalnya
untuk membeli emas disebut “ Hourding”
S = y – c Y=C+S+I
S = tabungan (saving)
Y = pendapatan (Incame)
C = Konsumsi (Consumtion)
I = Investasi (Mengelola Modal)
Komponen yang dapat memperbesar modal
- Pemerintah
- Perusahaan
- rakyat
Biasa (Rumah Tangga)
Faktor menghancurkan Modal Usaha
- Bencana
alam
- Peperangan
atau kerusuhan
- Salah urus
atau kecelakaan
- Habis atau
aus karena dipakai proses produksi
yang terus menerus
5. FAKTOR
KEGIATAN WIRAUSAHA (ENTREPRENEURSHIP)
1.
Pengertian
a. Pengusaha adalah orang yang
memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi (mengorganisir
faktor-faktor produksi), yang mengambil inisiatif keputusan dan menanggung
semua resiko. Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan
usaha baru dan berani mengambil risiko yang terkait dengan proses memulai
usahanya.
2.
Kepemimpinan dan tenaga ahli (skill)
Untuk menjadi pemimpin diperlukan keahlian (skill) agar dalam
menghadapi segala persoalan dapat mengambil tindakan dan keputusan yang tepat
guna kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.
Tenaga ahli (skill) dalam kepemimpinan dapat
dibedakan sebagai berikut
a. managerial skill
b. technology skill
c. organitation skill
3.
Ciri-ciri/karakteristik wirausahawan
Ciri-ciri karakteristik wirausahawan
sebagai berikut :
a. mengerti dengan jelas tentang tujuan dan
prestasi
b. rajin, tekun, ulet dan tabah demi
keberhasilan usaha atau bisnis
c. tidak suka menunda-nunda pekerjaan
d. percaya pada diri sendiri dalam
melaksanakan tugas
e. memiliki motivasi untuk mencapai
prestasi
f. bekerja dengan teliti dan cermat untuk
menghindari kesalahan-kesalahan
g.mampu mendayagunakan tugas secara
efektif, efisien dan kreatif
h. berkemauan keras untuk menyelesaikan
tugas
i. berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas
Menurut
Zimmeier, karakteristik wirausahawan sukses sebagai berikut :
a. memiliki komitmen tinggi terhadap
tugasnya
b. mau bertanggung jawab
c. adanya minat kewirausahaan pada dirinya
d. adanya peluang untuk mencapai obsesi
e. toleransi menghadapi risiko kebimbangan
f. yakin pada dirinya
g. kreatif dan fleksibel
h. ingin memperoleh balikan segera
i. sangat energik
j. motivasi untuk lebih unggul
k. berorientasi ke masa depan
l. mau belajar dari kegagalan
m. berkemampuan tinggi dalam memimpin
Leibeinstein
menjelaskan bahwa wirausahawan yang memiliki karakteristik adalah :
a. mampu menggandengkan peluang-peluang
pasar
b. mampu memperbaiki peluang-peluang pasar
6. PERENCANAAN
PRODUKSI
1. Pengertian
a. Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada suatu pasar, agar diperhatikan, diminta, dikonsumsi atau
dipakai, sehingga dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan yang bersangkutan.
b. Perencanaan produk adalah perencanaan
tentang produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing, yang segera
diproduksikan pada periode yang akan datang.
2. Memilih Produk
Dalam
pemilihan produk, perencanaan produk harus memikirkan produk dalam 3 tingkatan
yaitu :
a. rencana produk yang paling
mendasar berupa produk inti. Pihak perencana harus memikirkan apa sebenarnya
yang dibutuhkan, diinginkan dan dibeli oleh konsumen
b. Penentuan produk nyata.
Pihak perencanaan pada tingkatan ini menetapkan produk apa yang akan dibuat.
c. penentuan manfaat tambahan
yang merupakan produk yang ditambahkan. Pada tingkatan terakhir yang harus
dilakukan perencanaan produk adalah memberikan jasa dan manfaat tambahan kepada
suatu produk.
3. Perubahan Produk
a.
Tujuan
Perubahan produk perlu dilakukan agar
:
1. konsumen tidak bosan
2. produk lebih disukai banyak
konsumen
3. mempertahankan pasar dan
kelangsungan usaha
b.
Beberapa hal dalam perubahan produk
Produk diubah melalui pengubahan cirri
produk :
1. kualitas
2. keistimewaan
3. gaya
4. Diferensiasi Produk
a.
Pengertian
Diferensiasi produk adalah upaya membedakan produk dari produk
lainnya.
b.
Tujuan
Memperbanyak produk pilihan atau
alternative untuk dipasarkan, sehingga konsumen pun mempunyai alternative untuk
memilih
5. Diversifikasi Poduk
Adalah upaya perusahaan dalam memperbanyak
jenis produk
6. Daur Hidup Produk
a.
Pengertian
Daur hidup produk adalah tahapan-tahapan
yang dialami suatu produk selama ada dipasaran.
- Tahapan
daur hidup produk
1) tahap perkenalan
2) tahap pertumbuhan
3) tahap kedewasaan
4) tahap kejenuhan
5) tahap penurunan
7.
Mengenai Produk
1) Ciri-ciri produk
suatu produk biasanya dapat dikenali dari
ciri-cirinya antara lain :
a) kualitas
b) keunggulan produk
c) model produk
d) penampilan produk
2) Klasifikasi produk
1)
Menurut
daya tahan
a.) barang tahan lama
b.) barang tidak tahan lama
c.) jasa
2) Menurut pemakaiannya
a.) barang konsumsi
b.) barang industri
3) Produk yang dipasarkan
- barang yang
digunakan
- barang yang
dimakan atau diminum
- barang
berupa obat
7. PENETAPAN HARGA POKOK
Kebijakan
penetapan harga pokok
a. Nilai dan biaya
Ø
Nilai adalah suatu penghargaan atau arti kegunaan
yang diberikan terhadap suatu barang maupun jasa, yang dinyatakan dalam satuan
uang.
Ø
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk
mencapai tujuan tertentu, yang diukur dalam satuan uang, baik yang terjadi
maupun kemungkinan akan terjadi.
b. Harga pokok
Adalah suatu
gambaran kuntitatif dari pengorbanan-pengorbanan yang bertujuan untuk
menghasilkan produk tertentu, yang harus diketahui dan kalkulasi oleh pihak
perusahaan yang bersangkutan.
b. Penggolongan
biaya
Penggolongan biaya didasarkan kepada :
a. Objek
pengeluaran
Penggolongan biaya
dengan objek pengeluaran adalah penggolongan biaya hanya dengan memberikan
penjelasan singkat pada setiap objek pengeluaran, meliputi :
·
Biaya bahan baku
·
Baiya tenaga kerja
·
Biaya pabrikasi tidak langsung
b. Hubungan dengan
sesuatu yang dibiayai
Berdasarkan
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi dua yaitu :
1) Biaya langsung
2) Biaya tidak
langsung
c.
Fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan
Berdasarkan
fungsi perusahaan, biaya dibagi menjadi :
1) biaya produksi
2) biaya
administrasi
3) biaya pemasaran
d.
Perubahan volume produksi atau kegiatan perusahaan
meliputi :
a) biaya tetap
(Fixed cost/VC)
b) biaya variable
(Variabel cost/VC)
perhitungan
biaya total untuk memproduksi suatu barang, dirumuskan
TC
= FC + VC
|
Ket
: TC : total cost (biaya total)
FC : fixed cost (biaya tetap)
VC : variable cost ( biaya
variable)
e. Waktu/periode
Berdasarkan
periode (waktu) biaya dibagi menjadi :
1. pengeluaran
modal
2. pengeluaran
penghasilan
KALKULASI
HARGA POKOK
1. Metode
kalkulasi bagi
Rumus :
Harga
Pokok = Jumlah seluruh biaya
jumlah produk
yang dihasilkan
|
Contoh
:
PT Flamboyan
memproduksi 10.000 pasang sepatu wanita dewasa jumlah seluruh biaya yang
dikeluarkan Rp 450.000.000,-
Harga pokok 1
pasang = Rp 450.000.000,- = Rp 45.000,-
10.000
2. Metode bagi
dari angka perbandingan
a. Menggunakan angka perbandingan biaya dari
keseluruhan
contoh :
·
PT Swakarsa memproduksi 3 jenis barang dengan
jumlah biaya sebesar Rp 46.000.000,-
Barang A
diproduksi 600 unit
Barang B
diproduksi 800 unit
Barang C
diproduksi 200 unit
Perbandingan
biaya adalah 1:2 = ½
·
Perhitungan harga pokok :
Produk A = 600
x 1 = 600
Produk B = 800
x 2 = 1.600
Produk C = 200
x ½ = 100
2.300
·
Harga pokok perunit
Produk A = 1
x
Rp 46.000.000,- = Rp
20.000.000,-
1 2.300
Produk B = 2 x Rp 20.000.000,- = Rp
40.000.000,-
1
Produk C = 2 x Rp 20.000.000,- =
Rp 10.000.000,-
1
·
Jadi berdasarkan hasil tersebut jumlah harga pokok
setiap produk adalah :
Produk A 600
unit = 600 x Rp 20.000.000,- = Rp 12.000.000,-
Produk B 800
unit = 800 x Rp 40.000.000,- = Rp 32.000.000,-
Produk C 200
unit = 200 x Rp 10.000.000,- = Rp
2.000.000,- +
Jumlah harga
pokok keseluruhan (A+B+C) = Rp
46.000.000,-
b. Perbandingan
biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja
Contoh :
PT TIRTA MAS
memproduksi dua jenis barang yaitu “X” 300 unit dan “Y” 300 unit. Pengeluaran
biaya bahan baku
untuk :
-
Barang X ………. Rp 6.000.000,-
-
Barang Y ………. Rp2.700.000,-
Pengeluaran
upah tenaga kerja untuk :
- Barang X ………. Rp 3.000.000,-
-
Barang Y ………. Rp 1.800.000,-
Biaya umum dan
administrasi Rp 2.700.000,-
Penyelesaian :
Ø
Perbandingan jumlah biaya langsung antara barang X
dan Y adalah :
= (6.000.000 +
3.000.000) : (2.700.000 + 1.800.000)
= 9.000.000 :
4.500.000
= 2 : 1 (jumlah
angka perbandingannya 3)
Ø
Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan :
Bahan baku barang X = Rp
6.000.000,-
Bahan baku barang Y = Rp
2.700.000,- +
Rp 8.700.000,-
Upah buruh
barang X = Rp3.000.000,-
Upah buruh
barang Y = Rp 1.800.000,- +
Rp 4.800.000,-
Rp 13.500.000,-
Biaya umum dan
administrasi penjualan Rp 2.700.000,-
+
Jumlah Rp
16.200.000,-
Ø
Harga pokok :
-
300 unit barang X = 2 x Rp 16.200.000,- = Rp 10.800.000,-
3
-
300 unit barang Y = 1 x Rp 16.200.000,- = Rp 5.400.000,-
3
Ø
Jadi, harga per unit :
- Barang X =
Rp 10.800.000,- = Rp
36.000,-
300
- Barang Y = Rp 5.400.000,- =
Rp18.000,-
300
Jenis-jenis kalkulasi harga pokok antara lain :
- Metode integral
dan diferensial
- Sistem
akumulasi biaya seperti harga pokok historis dan standar
- Metode harga
pokok pesanan
- Metode harga
pokok proses
- Metode “Fall
costing”
- Metode
“variable costing/direct costing’
PROMOSI
1. Pengertian
Promosi
adalah suatu informasi atau bujukan yang dilakukan untuk mengarahkan
orang-orang agar dapat mewujudkan pertukaran/penjualan.
2. Kegiatan
promosi
a. Penjualan oleh
orang secara langsung
b. Pemajangan
c. Pertunjukan
d. Pameran/eksposisi
e. Demonstrasi
f. Publisitas
g. Pembungkusan
h. Pelabelan
i. Premi
j. Merek dagang
k. Periklanan
3. Periklanan
(advertising)
a. Pengertian
Iklan adalah alat yang dapat digunakan oleh berbagai
pihak untuk menyampakan pesan kepada pihak yang dituju, yang dapat dilaksanakan
melalui suatu media dengan sejumlah pembayaran tertentu.
b. Tujuan
periklanan
Adalah untuk
menyebarkan pesan dari suatu pihak kepada publik atau pihak sasaran.
c. Jenis iklan
1) Berdasarkan
tujuannya
a) Iklan informasi
b) Iklan persuasi
c) Iklan pengingat
d) Iklan pemantap
2) Berdasarkan
sasarannya
a) Iklan langsung
b) Iklan tidak
langsung
c) Iklan harga
d) Iklan merek
e) Iklan kualitas
f) Iklan produk
g) Iklan
institusional
h) Iklan prestise
i) Iklan
persaingan
j) Iklan kolektif
d. Prinsip-prinsip
periklanan
1) Bahasa kreatif,
baik, dan mudah dibaca
2) Gambar atraktif
3) Hindari pesan
palsu
4) Jangan membuat
iklan yang menipu dan iklan pancingan
5) Iklan yang mengetengahkan
pemberian hadiah bagi semua konsumen dengan syarat yang sama
e. Daya tarik
periklanan
1) Kebanggaan
2) Rasa kasih sayang
3) Ekonomis
4) Keselamatan
5) Pemilikan
6) kesenangan
f. Media
periklanan
1) Media cetak
2) Media
elektronik
3) Media luar gedung
4) Media lainnya
E.
DISTRIBUSI
1. Pengertian
Saluran
distribusi adalah saluran yang digunakan untuk penyebaran barang dari produsen
sampai kepada konsumen atau kepada pemakai industri.
2. Jenis-jenis
saluran distribusi
a. Saluran
distribusi barang konsumsi
1) Produsen –
konsumen
2) Produsen –
pengecer – konsumen
3) Produsen –
pedagang besar – pengecer – konsumen
4) Produsen – agen
– pengecer – konsumen
5) Produsen – agen
– pengecer - konsumen
b. Saluran
distribusi barang industri
1) Produsen –
pemakai industri
2) Produsen –
distributor industri – pemakai industri
3) Produsen – agen
– pemakai industri
4) Produsen – agen
– pedagang besar – pengecer - konsumen
3. Distribusi
produk pertanian
a. Permintaan dan
penawaan produk pertanian
1) Permintaan
produk pertanian
a) Konsumen
b) Perusahaan
industri
2) Penawaran produk
pertanian, berupa :
a) Pemasaran order
(orderly marketing)
b) Agrobisnis
b. Jalur
distribusi produk pertaniian
c. Transaksi
spekulasi produk pertanian
1) Ijon
2) Hedging
4. Pedagang besar
a. Grosir
1) Pengertian
Grosir adalah
orang/pengusaha/pedagang yang membuka usaha dagang dnegan membeli dan menjual
kembali barang dagangan kepada pengecer, pedangan besar lainnya, perusahan
industri, lembaga pemerintah swasta.
2) Jenis-jenis grosir
Grosir dapat
dibagi berdasarkan :
a) Jenis barang
yang diperdagangkan
b) Luas daerah
usahanya
c) Lapangan
kegiatannya
b. Makelar, yaitu
orang/pengusaha/pedagang yang melakukan usaha perdagangan besar sebagai yang
mewakili pihak penjualan atau pihak pembeli dengan wewenang yang terbatas.
c. Komisioner
(factor/commoission agent)
Komisioner
adalah orang/pengusaha/pedangan yang melakukan persetujuan jual beli atas
namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh.
d. Agen, yaitu
orang/pengusaha/pedangsan yang melaksanakan kegiatan penjualan atau pembelian
atau kegiatan penjualan dan pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang denga
pabrik/produsen tertentu.
5. Pengecer
a. Pedagang eceran
kecil
1) yang mempunyai
tempat tetap
2) yang tidak
mempunyai tempat tidak tetap
b. Pedagang eceran
besar
1) di pusat kota
2) di tempat yang
berdekatan dengan tempat kediaman
6. Distribusi
fisik
a. Pengertian
Distribusi fisik adalah
kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam saat
tertentu.
b. Kegiatan
distribusi fisik
1) pengangkutan
2) pergudangan
3) pertanggungan
resiko
7. Kebijakan
pemilihan banyaknya perantara dalam distribusi
a. distribusi
itensif
b. distribusi
selektif
c. distribusi
ekslusif
F.
KONSUMSI
1.
Pengertian
Konsumsi adalah
setiap kegiatan memanfaatkan atau menghabiskan kegunaan barang maupun jasa
untuk memenuhi kebutuhan atau demi menjaga kelangsungan hidup. Sedangkan
konsumen adalah pihak yang melakukan tindakan konsumsi.
2.
Kegunaan ( utility )
a. Pengertian
Kegunaan ( utility )adalah kemampuan barang
untuk memenuhi kebutuhan.
b. Macam-macam
kegunaan ( utility )
1) utility form ( kegunaan bentuk )
2) utility time ( kegunaan waktu )
3) utility place ( kegunaan tempat )
4) utility element ( kegunaan dasar )
5) service utility ( kegunaan pelayanan )
6) owner utility ( kegunaan kepemilikan )
3.
Perbedaan konsumsi
Setiap orang berbeda-beda di dalam
memanfaatkan atau menghabiskan barang dan jasa. Perbedaan itu dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a. lingkungan hidup
b. penghasilan dan tanggungan
c. cara, tabiat, kebiasaan atau gaya hidupnya
d. kemampuan mengatur pengeluaran
4. Penerimaan
dan pengeluaran
A. Penerimaan
1) Pengertian
Penerimaan adalah segala penghasilan dari
sumber penghasilan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
2) Macam-macam penerimaan
a. upah/gaji
b. sewa
c. bunga
d. laba/keuntungan
3) Pola penghasilan dan pola konsumsi
a. Pola penghasilan adalah susunan tingkat
penerimaan seseorang atau rumah tangga dan pembelanjaannya untuk jangka waktu
tertentu.
b. Pola konsumsi adalah susunan tingkat
seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang akan ditutup
dengan penghasilan.
B. Pengeluaran
1) Pengertian
Pengeluaran adalah semua kebutuhan konsumsi
seseorang atau rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan penghasilan nya.
2) Tabungan atau investasi
Sisa pendapatan, yaitu pendapatan setelah
dikurangi dengan konsumsi disebut “ tabungan “ atau “investasi “.
3) Menyusun pembelanjaan
Untuk menghindari pemborosan, sebelum
melaksanakan setiap pemebelanjaan disusun urutan prioritas. Hal ini didasari
oleh kecendrungan bahwa jika pendapatan rendah maka pendapatan itu sebagian
besar terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan.
C. Hubungan
antara penerimaan dan pengeluaran
Hubungan antarkedua nya sangat erat, yaitu
bila pendapatan naik, maka pengeluaran (khusussnya konsumsi ) akan bertambah.
Dengan demikian rencana pembelanjaan atau anggaran sangat diperlukan.
Anggaran dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. anggaran positif ( surplus )
2. anggaran negative ( defisit )
3. anggaran berimbang ( balance )
D.
Kehidupan yang layak dan tingkah laku konsumen
1. Kehidupan yang layak
Tercapai tidaknya kehidupan secara layak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. faktor pendapatan yang diperoleh
b. faktor tersedianya barang
c. faktor harga yang terjangkau
2.
Tingkah laku konsumen
Manusia ingin uangnya seekonomis mungkin,
tetapi kadang-kadang tidak berhasil, penyebabnya antara lain:
a. kurangnya pengetahuan konsumen terhadap
barang
b. membeli barang yang sebenarnya belum
menjadi kebutuhannya
c. kurang teliti bahkan bersikap acuh tak
acuh.
E.
Perlindungan terhadap konsumen
Usaha melindungi konsumen perlu didukung
oleh kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat, yaitu:
1. konsumen
2. produsen
3. pemerintah
RANGKUMAN
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
A. KONSEP DASAR TEORI EKONOMI
Kedudukan
teori ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan semakin banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini menigkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.Akan tetapi meningkatnya kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian pesatnya sehingga bangsa yang paling maju sekalipun masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beragam.Menghadapi kenyataan ini maka manusia bertendensi untuk bersikap rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan , mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya dari alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang menurut perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu ekonomi pemuas atau economics.
Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan semakin banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini menigkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.Akan tetapi meningkatnya kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian pesatnya sehingga bangsa yang paling maju sekalipun masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beragam.Menghadapi kenyataan ini maka manusia bertendensi untuk bersikap rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan , mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya dari alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang menurut perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu ekonomi pemuas atau economics.
B. EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.
C. Ruang lingkup teori ekonomi mikro
Ruang Lingkup Teori
Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro adalah
suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi secara
individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-masalah ekonomi
atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu perusahaan,
tingkat harga dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Peranan Matematika dalam
Teori Ekonomi Mikro :
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan, tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak dicapai
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan, tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak dicapai
D. Asumsi teori ekonomi mikro
Asumsi-Asumsi
Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah disebutkan bahwa teori
ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi.Dan asumsi-asumsi tersebut ada
yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori
ekonomi mikro maupun teori ekonomi makro; ada yang hanya dipakai oleh teori
ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula
yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun
bagian-bagian tertentu ekonomi makro.Di
bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang mendasari
kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.
1. Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik
oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya :
Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini berlaku
untuk semua teori ekonomi.Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional
biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man.Penggunaan asumsi mi pada
teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga
senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa
dengan sebutan utility maximization assump tion. Sebaliknya dalam teori rumah
tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah
tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit maximization assumption.
Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain untuk
asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap sama
atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi mi ialah bahwa
yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan
berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah,
sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya
ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan. Meskipun abstraksi
sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, agar supaya
permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan difahami, sering-sering kita perlu
menyederhanakan persoalan lebih lanjut.Misalnya saja menurut kenyataan jumlah
macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung
banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X,
penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam
barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita
menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.
2. Asumsi Khusus Ekonomi Mikro :
Sebetulnya tidak banyak asumsi yang hanya
dipergunakan oleh teori ekonomi mikro, dalam arti tidak dipergunakan sama
sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini kiranya mudah difahami kalau kita
ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian sebagai suatu keseluruhan
tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri, dengan demikian
tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi makro banyak
menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi mikro
sebagai dasar analisanya.
Oleh karena itulah maka yang kita maksud
dengan asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah terbatas kepada
asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu
dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan menggunakan batasan ini kita
dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro. Antara lain
yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya hambatan
atas proses penyesuaian
Asumsi
ekuilibrium parsial. Untuk
sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan
seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial,
yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara
perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan
perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja,
sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi
pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial,
maka dalam kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan
pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya
juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga
terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi
ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi
tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan misalnya,
apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya
perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian
atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan
pelaksanaan penyesuaian tersebut.Faktor-faktor, seperti misalnya faktor
psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat
terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak
dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja
dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan
untuk mengadakan penyesuaian tersebut.Dalam
teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap
penyesuaian tersebut tidak ada.
3. alat
analisis teori ekonomi mikro
ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi memerlukan
beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya
dan untuk menguji kebenaran teori=teori tersebut .yaitu :
Peranan grafik
dalam analisi ekonomi
Teori dan penjelasan ilmiah
memerlukan alat-alat agar dapat dengan mudah di mengerti.
Dalam ilmu ekonomi usaha untuk memberikan penerangan yang lebih
jelas mengenai teori-teori ekonomi dilakukan dengan
bantuan grafik dan kurva .
Sifat-sifat grafik
Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu
datar dan sumbu tegak.Sumbu datar
adalah sumbu yang letaknya horizontal,sedangkan Sumbu tegak
adalah sumbu yang tegak lurus pada sumbu horizontal.pertemuan di antara
sumbu tersebut di namakan origin atau titik asal.
2.
MASALAH EKONOMI
a. Kelangkaan sebagai sumber masalah
Kelangkaan Sumber Ekonomi
Inti masalah ekonomi adalah keinginan yang
tidak terbatas namun dengan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas. Alat pemuas
kebutuhan berupa barang atau jasa dengan sumber daya yang sudah tersedia.
Sumber daya yang tersedia bersifat terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dihadapkan dengan sumber-sumber yang bersifat
terbatas akan menimbulkan kelangkaasn sumber daya tersebut.
Contoh kelangkaan ekonomi:
1). Kelangkaan sumber makanan
pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan sumber makanan pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak)
seperti bensin, solar, dan lain-lain.
Kelangkaan sumber ekonomi manusia
dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Kebutuhan manusia memiliki 2 (dua) sifat
yaitu sifat keberanekaan ragam dan tidak dapat di puaskan dengan barang atau jasa.Hal tersebut yang membuat kebutuhan
manusia tidak terbatas.
Contoh kebutuhan manusia yang tidak
terbatas: 1). sesorang ingin memiliki sepeda untuk mendukung ia melakukan
aktifitasnya sehari-hari namun sesudah memiliki sepeda Ia akan menginginkan
sepeda motor untuk mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan kemudian setelah
memiliki sepeda motor Ia akan menginginkan yang lebih seperti motor yang lebih
bagus ataupun Mobil.
3 masalah pokok ekonomi
Masalah
pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut
Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
1. PRODUKSI
Produksi adalah segala tindakan yang
ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat dari suatu barang.
Karena
sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki, maka
berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia;
sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
2. DISTRIBUSI
Distribusi adalah segala kegiatan yang
ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang hasil produksi dari
produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai.
Yang
termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan,
pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
Distribusi
dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1. Distribusi langsung, dimana barang hasil
produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
2.
Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa
perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar,
pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan
harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
3.
KONSUMSI
Konsumsi adalah segala tindakan yang
tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang.
Kegiatan
konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1.
Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
2.
Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial,
kebijakan pemerintah, dll.
Menurut Teori Modern
Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar
ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena
keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka harus hal yang tidak mungkin
akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa
yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
2. Bagaimana proses produksinya (How) Hal
ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap
wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal
dengan teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan menerapkan
teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang
ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.
3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan
(for Whom) Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan ditujukan bagaimana
caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta
dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa
pasarnya.
Menurut Richard Lipsey, menambahkan
permasalahan perokonomian secara makro, yaitu tingkat inflasi, tingkat
pengangguran dan kapasitas produksi.
3.
KEGIATAN EKONOMI
a. Putaran kegiatan ekonomi
b. Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting
dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya
produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha
memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
1.
PENGERTIAN PRODUKSI
A.
Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari
Setiap hari manusia selalu menggunakan
barang untuk memenuhi kebutuhanya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia
apabila tidak ada yang menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani
mengolah sawah atau ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian
seperti padi, jagung, keledai, tebu, dll.
Contoh kegiatan diatas disebut Produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa.
B.
Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak
terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang
sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih
tinggi nilainya.Perhatikan contoh berikut.
a.
Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b.
Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat
kembali lalu dijual
Berdasarkan uraian di atas, produksi
menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
c.
distribusi
Secara garis besar, pendistribusian dapat
diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan
saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas
pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui
fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk,
tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran
(marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus
pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga
pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut
meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi,
arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan
arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas
distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama dengan berbagai perantara
(middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan
produknya ke pasar.
d. Konsumsi
Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka
ragam .manusia menginginkan agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi.alat pemuas kebutuhan manusia yang
terdiri dari barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. “konsumsi adalah setiap
kegiatan memakai, menggunakan, atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan.”
Adapun pengertian konsumsi dapat
digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi langsung dan konsumsi tak
langsung.Konsumsi langsung merupakan pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan
oleh penggguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan,
minuman, dan pakaian yang langsung dipakaioleh pengguna sementara itu, konsumsi
tak langsung merupakan pemakaina benda konsumsi berupa barang dan jasa yang
tidak secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang
contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang akan diproses lebih lanjut untuk
keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat dikategorikan sebagai
tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi langsung.
4.
FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan produksi tentunya
memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut
faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi
terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
a. Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini
meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah
tersedia di alam langsung.
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani
yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun
faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya)
yang terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour),
adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan,
psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained
labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan
pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir,
sopir, teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak
terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang
mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu,
pemulung, buruh tani
c.
Distribusi
Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual barangb sampai ke tangan konsumen
@ Macam-macam :
1. Distribusi
pendek/ distribusi langsung (produsen-konsumen)
2.
Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen
ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3.
Distribusi panjang/ distribusi tidak langsung (produsen-distribusi-konsumen)
Lembaga distribusi Adalah orang / badan
usaha yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen.
@ Lembaga distribusi dapat digolongkan
menjadi :
1. Pedagang, adalah lembaga
distribusi yang melakukan pekerjaan membeli hasil produksi untuk dijual kembali
atas tanggung jawab sendiri. Pedagang dapat dibedakan menjadi :
(a) Pedagang besar atau
grosir (whoseller) yaitu pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar dan
menjualnya kembali ke para pengecer
(b) Pedagang kecil / eceran
(retailer)
2. Perantara khusus, adalah lembaga
yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen namun tidak bertanggung jawab
apabila barang yang disalurkan tersebut tidak laku. Perantara khusu
terbagi dari :
(a) Agen,
(b) Lembaga
(c) Komisioner
(d) Importir
(e) Eksportir
d.
Konsumsi
Kegiatan manusia yang secara langsung
menggunakan barang dan jasa (baik mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna
suatu barang/jasa) untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Contoh kegiatan konsumsi antara lain :
makan,naik kendaraan umum, menonton tv, membaca buku, dll
B. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
·
Tingkat pendapatan masyarakat
·
Selera konsumen
·
Harga barang, baik harga barang itu sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter
·
Tingkat pendidikan masyarakat
·
Jumlah keluarga
·
Lingkungan alam
5.
PERMINTAAN DAN
PENAWARAN
5.1 pengertian permintaan dan penawaran
~Permintaan adalah sejumlah barang yang
dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
~Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang
atau jasa yang dijual atau jasa yang akan dijual atau
ditawarkan oleh produsen pada berbagai
macam tingkat harga.
5.2 hukum permintaan dan penawaran
~ Hukum permintaan berbunyi, “Jumlah barang
yang diminta akan selalu berbanding terbalik dengan harganya, artinya jika
harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan jika
harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
~ Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah
barang yang ditawarkan akan selalu terbanding lurus dengan harganya / artinya
jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah,
sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan berkurang.
5.3 faktor-faktor yang mempengaruhi
~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Permintaan
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend
dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah
dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya
sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan / penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar
dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya
rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya
agar jarang beli.
4. Perkiraan harga dimasa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan
naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah
misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang
menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa
(ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan
lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang
digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk
sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual
yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk
tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan
pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari
keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan
marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan
ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang
rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah
untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak Pajak yang naik akan menyebabkan
harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk
akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti
/ pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan
harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah
sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga dimasa depan
Ketika harga jual akan naik di masa
mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output
produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik
akibat berbagai faktor.
5.4 tabel/skala permintaan dan penawaran
contoh tabel dari pasar buah manga :
5.5 kurva permintaan dan penawaran
~ Kurva Permintaan :
~
kurva Penawaran
5.6 fungsi permintaan dan penawaran
A. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.fungsi permintaan adalah suatu kajian
matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga.fungsi
permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik
maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga
barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan
antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik,
sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua
variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a – bPd atau
Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus
bernilai negatif
b
= ∆Qd / ∆Pd
Pd
= adalah harga barang per unit yang diminta
Qd =
adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0,
serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi
permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi
permintaan.
Pada saat harga Jeruk
Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak 1000Kg, tetapi
pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk
menurun menjadi 600Kg, buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp.
5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp.
7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya
maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y –
y1 x – x1
—— =
——–
y2 –
y1 x2 – x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka
didapat,
P –
P1 Q – Q1
——- =
——–
P2 –
P1 Q2 – Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus
:
P
–
5.000
Q – 1000
———————– = —————-
7.000 –
5.000
600 – 1000
P –
5.000
Q – 1000
———————– = —————-
2.000
-400
P – 5.000 (-400)
= 2.000 (Q – 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q – 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 – 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 – 400P)
Q = 2000 – 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi
permintan Qd = 2000 – 0,2
B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan
oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa
kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila
harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap
tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila
harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam
fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki
hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear
adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus
bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang
ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang
ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah
toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian
Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah.
dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai
berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100
buah
P2 = 4.000 Q2 = 200
buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan
data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P –
P1 Q – Q1
——– = ———
P2 – P1 Q2 –
Q1
P –
3.000 Q – 100
————– = ————-
4.000 – 3.000
200 – 100
P –
3.000 Q – 100
————– = ————-
1.000
100
(P – 3.000)(100) = (Q – 100) (1.000)
100P – 300.000 = 1.000Q – 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi
penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai
apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan
kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal
dibawah ini :
Tentukan jumlah barang
dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 – 0,6Pd dan
fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 – 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan
nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 – 0,2(30)
Q = 10 – 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat
harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
6.
Mekanisme pembentukan harga
pasar
A. PENGERTIAN HARGA PASAR
- Harga pasar atau Harga keseimbangan adalah Harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli pada tingkatan harga tertentu.
- Pada tingkatan harga tertentu, jumlah barang dan jasa yang
diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
- Terbentuknya harga ditentukan berdasarkan hukum ekonomi (
hukum permintaan dan hukum penawaran ) yaitu sebagai berikut :
1. Harga akan tetap jika permintaan seimbang.
2. Permintaan makin bertambah, jika harga turun, penawaran
akan berkurang
jika harga makin turun.
3. Makin banyak permintaan, harga makin tinggi, makin banyak
penawaran,
harga makin rendah.
B. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
- Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses
tawar – menawar antara penjual dan pembeli.
- Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual
dirasa terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat
terjual.
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan
dimana terjadi kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan
dimana terjadi kelebihan permintaan
- Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga
merupakan satu – satunya faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan
penawaran dari penjual.
- Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan
jumlah barang atau
jasa terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen.
5. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan
daya beli konsumen
Tetap atau berkurang
- Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
1. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Membantu menentukan penawaran.
3. Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan
permintaan
- Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
2. Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
3. Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses
produksi.
- Kurva Keseimbangan penawaran dan permintaan :
Harga ( P )
|
Permintaan
|
Penawaran
|
Rp 2500
|
5
|
20
|
Rp 2000
|
10
|
15
|
Rp 1500
|
12
|
12
|
Rp 1000
|
15
|
10
|
Rp 500
|
20
|
5
|
7. ELASTISITAS
7.1 Elastisitas Permintaan
Dalam ilmu
ekonomi, elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED)
adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan
harga.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan
perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga.Ketika harga sebuah
barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin
rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli.Elastisitas permintaan
ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan
harga.Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari
1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya
jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya
harga.Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut
barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap
jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor
turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai
elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai
barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa
penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar
2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor
sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien
|
Elastisitas
|
n = 0
|
Inelastis sempurna
|
0 < n < 1
|
Inelastis
|
n = 1
|
Elastis uniter
|
1 < n < ∞
|
Elastis
|
n = ∞
|
Elastis sempurna
|
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat
pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat
dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh
perubahan harga.Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong
inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan
inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada
mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini
berapapun biayanya.Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi,
semakin elastis barang tersebut.
meskipunpermintaan inelastis sering diasosiasikan dengan
barang “kebutuhan,” banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun
konsumen mungkin tidak “membutuhkannya.” Permintaan terhadap garam, misalnya,
menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya,
melainkan karena harganya yang sangat murah.
7.2 Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran mengukur seberapa
banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah.Elastistas
harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang
ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
1.
Penawaran tidak elastis
sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga
berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2.
Penawaran tidak elastis :
elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga,
artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap
penawaran.
3.
Penawaran uniter elastis :
elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4.
Penawaran elastis :
elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga,
artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap
penawaran.
5.
Penawaran elastis sempurna :
elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada
satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit
konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
7.3 Elastisitas Permintaan silang
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan
kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua
produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
7.4 Elastisitas pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas
pendapatan adalah perubahan dalam permintaan sebagai akibat dari perubahan
dalam pendapatan. Misalnya, apabila karena pendapatan meningkat 10%, permintaan
suatu barang meningkat 20%, maka elastisitas pendapatannya adalah 20%/10% = 2.
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh
jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
8.
KEBIJAKSANAAN PENETAPAN
HARGA OLEH PEMERINTAH
8.1 Kebijakan penetapan harga eceran terendah
(floor price)
PENGERTIAN FLOOR
PRICE
•
Harga dasar : merupakan
tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
•
Penetapan harga dasar ini
bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan harga pasar produk yang
dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga pendapatan para produsen terancam.
•
Untuk melindungi para
produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan menetapkan harga minimum
atau Harga Eceran Terendah.
•
Harga minimum ini lebih
tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut Harga
Dasar
(Floor Price ).
(Floor Price ).
PENGARUH FLOOR PRICE TERHADAP PASAR
Sebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek samping.
@ Konsumen mendapatkan keadaan
mereka sekarang harusSebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek samping.
membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang sama.
Sebagai hasilnya, mereka mengurangi pembelian mereka pada
produk tersebut atau keluar dari pasar secara total.
@ Di lain pihak, pemasok menemukan harga yang terjamin, harga
baru lebih tinggi daripada yang mereka pakai sebelumnya.
Sebagai hasilnya, mereka meningkatkan produksi.
Secara keseluruhan,
@ Berarti efek sekarang adalah adanya kelebihan pasokan (dikenal
sebagai “surplus”) dari produk di pasar. Untuk menjaga harga
dasar dalam jangka panjang. Harga keseimbangan ditentukan
ketika kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
JENIS-JENIS FLOOR PRICE
INELASTIS
•
Jika kedua daerah arsiran
tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut:
Arsiran I : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk
ditimbun:biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran
adalah sebesar S’ SFE’
Arsiran II:Pemberian subsidi kepada petani ;biaya yang
dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga,AEFB>S’SFE’
Jadi,subsidi lebih mahal daripada pembelian kelebihan.
ELASTIS
jika kedua daerah arsian tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut :
Arsiran 1 : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’SFE’
Arsiran 2 : pemberian subsidi kepada petani : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga AEFB < S’SFE’
jadi pembelian pemerintah lebih mahal daripada subsidi kepada petani
8.2 Kebijaksanaan penetapan harga eceran
tertinggi (celling price)
PENGERTIAN CELLING PRICE
Price
Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan
dengan menurunnya penawaran barang di pasar.Price
Ceiling efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak harga yang tak terhingga.Pada price ceiling, harga maksimum
terdapat di bawah harga keseimbangan. Dengan menurunnya harga jual, maka
permintaan akan meningkat (hukum permintaan). Kondisi ini mendorong
permintaan terus bertambah, sehingga jumlah barang yang diminta lebih tinggi
dari barang yang ditawarkan (shortage).
Cara mengatasi shortage
1. Penjatahan dengan sistem kupon
Kebijakan ini menunjukan bahwa bukan hanya
kekuatan uang yang mampu menggerakan mekanisme pasar, tetapi uang dan kupon,
sehingga permintaan akan berkurang.
2. Pengeluaran stock persediaan beras
Persediaan yang diperoleh dari hasil
pembelian pada waktu panen dapat dikeluarkan pada saat seperti ini. Pemerintah
dapat menjual persediaan beras sehingga kekurangan permintaan dapat dipenuhi.
3. Impor
Untuk mengatasi kekurangan terhadap jumlah
barang yang diminta pemerintah dapat melakukan impor barang dari luar negeri,
kebijakan ini dapat dilakukan apabila kebijakan pemerintah dalam pembelian
hasil yang disimpan dalam bentuk stock tidak mencukupi.
8.3 Kombinasi kebijakan floor price dan celling
price
Pada
dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan
waktu yang bersamaan.Dua kebijakan
tersebut terjadi secara bertahap. Dimana pemerintah akan mengeluarkan kebijakan
floor price untuk melindungi produsen saat terjadi kemerosotan harga yang
dikarenakan kelebihan jumlah hasil produksi. Lalu saat jumlah hasil produksi
menurun, pemerintah menetapkan kebijakan ceiling price.
Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang dilakukan
oleh pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain itu antara
produsen dan konsumen tidak merasa dirugikan karena masing-masing mendapat
harga yang sesuai.
9.
TEORI KONSUMEN
9.1 Teori konsumen dengan pendekatan guna
kardinal
Konsumen
Konsumen adalah pengguna barang atau jasa
baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain.
Perilaku permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai contoh:
•
Pendapatan
•
Selera konsumen
•
Harga barang
Ciri-ciri pendekatan kardinal
•
Dikatakan dalam pendekatan
kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur
dengan satuan kepuasan. Misalnya: uang.
•
Makin banyak yang dikonsumsi,
makin besar kepuasan konsumen tersebut.
•
Terjadi hukum The Law of
Deminishing Marginal Utility.
•
Tambahan kepuasan untuk
tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai dengan
uang.
Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah
tertentu.Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi
tingkat kepuasannya.Pendekatan guna kardinal memiliki kelemahan berupa asumsi
kepuasan seseorang itu tidak realis.
Karena kepuasan masing – masing orang pada dasarnya adalah hal
yang bersifat relatif.Namun kelebihannya
yang menonjol adalah mudahnya isi konsepsi pendekatan kardinal untuk lebih
dipahami: bahwa pendekatan kardinal mendahului uraian mengenai teori konsumen
yang menggunakan pendekatan ordinal.
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendaptan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai
kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai
kepuasan yang sama pada berbagai barang.
Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal
utility merupakan ukuran kebahagiaan seseorang.
Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari
jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut:
U = f ( X1, X2, X3, … Xn)
Dimana “U” adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan
X adalah jenis & jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU:
1.
Total utility (kepuasan total)
Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh
yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang
atau jasa
2.
Marginal utility (kepuasan
tambahan) Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa
yang
dikonsumsi.
PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU:
•
Konsumsi rasional.Artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
•
Berlaku hukum Diminishing
Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan
bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
•
Pendapatan konsumen tetap yang
artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai
pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang
didalam pendekatan kardinal harganya melonjak
•
Uang mempunyai nilai subyektif
yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan didalam
pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak
mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
•
Total utility adalah additive
dan independen. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi
dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent
berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi tindakan mengonsumsi barang
X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.
9.2 Teori konsumen dengan pendekatan ordinal
Karakteristik kurva indefferen :
1. Berlereng/
slope negatif.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
SIFAT–SIFAT KURVA INDIFERENS :
1.
Kurva Indiferens merupakan
fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik – titik
diskrit, dan selalu melewati titik-titik
kombinasi produk.
2.
Bentuk kurva Indiferens
memiliki slope negatif (menurun ke kanan) dan
cembung kearah titik pusat sumbu.
3.
Kurva Indiferens yang terletak
lebih jauh dari titik pusat menunjukkan
tingkat kepuasan total yang lebih tinggi,
sehingga dua atau lebih kurva
indiferens tidak akan berpotongan.
Kombinasi seorang konsumen dalam
mengkonsumsi 2 macam produk berbentuk cembung ke arah titik pusat sumbu dan
menurun ke kanan.
Efek Pendapatan Dan Efek Substitusi
Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
Efek Pendapatan
Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau
turunnya pendapatan riil.
Efek Substitusi
Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan
atau kenaikan harga barang.
10. TEORI PRODUKSI
10.1 Teori produksi dengan satu input yang
bersifat variable
A. Fungsi
Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi
mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah
suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara
jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga
faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Produksi : Suatu kegiatan memproses input
(faktor produksi) menjadi suatu output.
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi,
mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi disebut “fungsi produksi”
Fungsi Produksi : suatu
persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan (fungsional) antara tingkat
input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang
dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah output (hasil produksi)
K = modal (kapital)
L = tenaga kerja (labor)
R = kekayaan akan (raw material)
T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak
dianggap sebagai faktor produksi
B.
Produksi Dengan Satu Input Variabel
Teori produksi yang sederhana menggambarkan
hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja
(labor) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Dalam analisis produksi dengan satu input
variabel diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja (L)
dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q = f
(L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel
Tunduk pada “Law of Diminishing Return”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
(the law of diminishing return) menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya
terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan,
pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan menyebabkan produksi total
semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan
kemudian menurun.
Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem
produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y input faktor produksi
modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja.
Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah
modal tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga kerja/labor
X.
•
Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang
digunakan.
Rumus : MP = ∆TP/∆L
•
Produksi rata-rata
produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja
Rumus : AP =TP/L
Hubungan antara
Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat
digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Kurva Total Product dan Marginal Product
Fungsi produksi dengna satu input variabel
(misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum “the law of deminishing return” yang
menyatakan : Bila suatu macam input penggunaannya terus ditambah sebanyak 1
unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product akan
semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu
“produksi tambahan” semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn
total product semakin lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai
tingkat maksimum. Bila penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya akan
menjadi negatif dan TP-nya.
A.
Tahap- Tahap Produksi
Pada hakekatnya
the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi
dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
(1)Tahap Pertama : Produksi Total (Total
Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Tahap ini
dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana
AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya
semakin lama semakin kecil.
Tahap II
ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
(3) Tahap Ketiga : Produksi total (total
product) semakin lama semakin menurun.
Tahap III
ini meliputi daerah dimana MP negatif.
·
Inflection point (titik belok)
: yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai berubahan.
·
Faktor produksi tetap (fixed
input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat dirubah dengan
segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.
·
Faktor produksi variabel
(variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah output
yang dihasilkan.
B.
Tahap Produksi Paling Efisien
1) Tahap I menunjukan bahwa pada saat
penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila dinaikan
penggunaannya, maka produksi rata-rata (average product, AP) naik dengan
ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L)
tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost of production per-unit)
akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output).
Dalam pasar
persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan pernah
beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan memperbesar
volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan
memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini “efisiensi
produksi” belum maksimal.
2) Tahap III meliputi daerah dimana produksi
marginal (marginal product, MP) negatif. Pada tahap III ini penggunaan input
tenaga kerja (L) sudah terlalu banyak, sehingga produksi total (total product,
TP) justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut
diperbesar, karena MP negatif (efisiensi produksi telah melampaui kondisi
maksimal).
3)
Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan
tahap III dapat disimpulkan bahwa “efisiensi produksi maksimal” terjadi pada
tahap II.
10.2 Teori produksi dengan dua input variable
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input
Variabel
Pengertian Teori Produksi
Bagi kebanyakan manajer perusahaan,
persoalan produksi yang dihadapi adalah bagaimana memproduksi suatu produk
dengan komposisi yang paling menguntungkan Baik komposisi input yang
dipergunakan maupun komposisi jenis produk yang akan dihasilkan. Untuk
memaksimumkan profit, para manajer perusahaan harus berorientasi pada usaha
memproduksi secara efisien dengan beban biaya minimal.
Hal ini diartikan sebagai upaya untuk
secara terus menerus mencari dan menemukan metode rekayasa memproduksi serta
membandingkan metode yang dipakai dengan metode yang sudah pernah digunakan
oleh perusahaan sebelumnya.Dari
perbandingan tersebut dipilih suatu metode yang merupakan terbaik, dengan
menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada teori produksi yang biasa dibahas
dalam kebanyakan literatur ekonomi manajerial terdapat berbagai macam metode
pendekatan. Pendekatan yang pertama ialah pendekatan yang menggunakan satu
variabel input. Pendekatan kedua dikenal sebagai pendekatan dua variabel input
dan pendekatan ketiga adalah dengan pendekatan biaya total.
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya
tenaga kerja (L) dan modal (K). Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi
bahwa input K merupakan input tetap, sehingga jumlah output yang dihasilkan
hanya tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan. Teori produksi
dua input variabel hanya memperhitungkan dua macam input, dimana kerdua macam
input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam produksi.
Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka akan dapat
digantikan perannya dengan ditambahkan atau dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara
input tenaga kerja dan mesin. Antara tenaga kerja dan mesin disini dapat saling
mengganti peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau tenaga kerja ingin
ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika tenaga
kerja yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai
penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.
Pengertian Isoquant
Kurva isoquant adalah suatu kurva (garis) yang menghubungkan titik-titik
kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva
isoquant menunjukkan suatu tingkat output tertentu makin tinggi kurva isoquant
menunjukkan tingkat output yang makin besar pula. Sedangkan berbagai kumpulan
(himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat dicapai oleh produsen disebut
“petakurva isoquant” (isoquant curve map). Karakteristiknya antara lain:
1.
Memiliki slope negative
2.
Cembung ke arah titik pusat
sumbu
3.
Dua atau lebih kurva isoquant
tidak akansaling berpotongan
4.
Semakin tinggi menjauhi titik
0 menunjukan total produksi semakin tinggi
pula.
Pengertian Isocost
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan
sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan
berbagai alternatif penggunaan input untuk manghasilkan output yang sama
jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan berapa komposisi jumlah input
yang akan ditentukan belum bisa dipastikan. Sebab isoquanthanya membahas
berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua
input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja
sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan sama.
Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi
input atau kombinasi dua macam input yang akan dipergunakan untuk menghasilkan
output yang mampu dibiayai oleh perusahaan.
Keseimbangan Produsen
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan, apabila dengan sejumlah
pengeluaran (biaya) tertentu dapat menghasilkan output yang maksimal, atau
dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya
minimal.
Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost dapat dia nalisa
keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen ini terkait dengan penggunaan
input optimal. Penggunaan input optimal dapat dibedakan analisanya berupa
maksimasi output dan minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva
isocost bersinggungan dengan isoquant.
10.3 Teori produksi Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi ini sering disebut fungsi produksi
eksponensial. Bentuk umumnya juga sama, yakni Y = f (Xi) atau dapat ditulis
dalam bentuk spesifik Y = aXb, dimana Y adalah variabel yang dijelaskan, X
adalah variabel yang menjelaskan, dan a dan b adalah parameter yang diduga.
Kelebihan Cobb- Douglas ini adalah pada
pangkat menunjukan pangkat elastisitas produksi. Sedangkan kelemahannya adalah
dalam interpretasi perlu dilinierkan dengan proses logaritma atau sering
disebut dengan double log; log Y = log a + b log X.
Dari empat bentuk fungsi produksi ini masih
banyak bentuk fungsi lainnya seperti fungsi produksi berikut ini :
1. Constant Elasticity of
Substitutions (CES) ; Y = [ò K-p + ( 1 – ò) L-p]-1/p
2. Transendental; Y AK1b1
ec1x1 x2b2 ec2x2 + u
3. Translog; log Y = log
b0 + b1 logX1 + b2 logX2 + b3 (logX1 logX2) + u
4. Semi log; Y = b0 + b1
+ b2 logX2
5. Log Invers atau log
linier; log Y = b0 + b1 X1 + b2 X2
Teori dasar pendekatan Cobb Douglas
Beberapa fungsi produktivitas dalam suatu
perusahaan sangatlah berperan penting dalam pengembangan produktivitas.
Terutama untuk menunjang proses produksi sehingga dapat memberikan beberapa
peluang yang diharapkan. Dalam dunia ekonomi, pendekatan Cobb-Douglas
merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas
digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan
oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik
oleh Charles Cobbdan Paul Douglas di 1900-1928.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan
rumus :
Y = AL α K β , Y = K α
β AL,
Dimana:
·
Y = total produksi (nilai
moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
·
L = tenaga
kerja input
·
K = modal input
·
A = produktivitas
faktor total
·
α dan β
adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing.
Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.
Output elastisitas mengukur respons output
oleh perubahan tingkat baik tenaga kerja atau modal yang digunakan dalam
produksi, ceteris paribus. Sebagai contoh jika α = 0,15, peningkatan 1%
tenaga kerja akan mengakibatkan kenaikan sekitar 0,15% pada output.
Selanjutnya, jika:
α + β = 1, α + β = 1,
Fungsi produksi memiliki skala hasil
konstan .Artinya, jika L dan K masing-masing meningkat sebesar 20%,
kenaikan Y sebesar 20%.Jika :
α + β < 1, α + β <1,
Kembali ke skala yang menurun, dan jika :
α + β > 1 α + β> 1
kembali ke skala yang meningkat. Dengan
asumsi persaingan sempurna dan α + β = 1, α dan β dapat ditunjukkan
untuk menjadi tenaga kerja dan modal pangsa output.
Cobb dan Douglas dipengaruhi oleh bukti
statistik yang muncul untuk menunjukkan bahwa tenaga kerja dan modal saham dari
total output yang konstan dari waktu ke waktu di negara maju, mereka
menjelaskan hal ini dengan statistik fitting -kuadrat regresi fungsi
produksi mereka. Saat ini sudah ada keraguan mengenai apakah keteguhan dari
waktu ke waktu ada.
Pengukuran Produktivitas dengan Pendekatan
Cobb-Douglas
Sebelum melakukan pengukuran produktivitas
pada semua sistem, terlebih dahulu harus dirumuskan secara
jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber
daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut
untuk menghasilkan output.
Salah satu model pengukuran produktivitas
yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi
Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel
atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan
yang lain disebut variabel dependent (X).
Kelebihan dari fungsi produksi
Cobb-Douglas:
1.
Bentuk
fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya.
2.
Fungsi produksi Cobb-Douglas
mampu menggambarkan keadaan skala hasil
(return to scale), apakah sedang meningkat,
tetap atau menurun.
3.
Koefisien-koefisien fungsi
produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari
setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam
fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4.
Koefisien intersep dari fungsi
produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung
menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam
menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji
Kekurangan
dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1.
Spesifikasi
variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau
nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2.
Kesalahan
pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang dipakai
sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran ini
akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
3.
Dalam
praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk meningkatkan
produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan dipakai
dalam variabel independentdalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas
adalah:
Q = δ.I α
Keterangan: Q = Output
I =
Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan
untuk dikaji
δ = indeks efisiensi
penggunaan input dalam menghasilkanoutput
α = elastisitas produksi
dari input yang digunakan
Berikut beberapa analisa mengenai
pendekatan cobb douglas :
1. Mentransformasi Persamaan Regresi Linier
Sebelum data dapat diolah dan dianalisis
lebih lanjut, data-data yang diperoleh harus terlebih dulu ditransformasikan ke
dalam bentuk Logaritma Natural (Ln). Kemudian data-data dalam bentuk Logaritma
Natural tersebut diolah kembali untuk mendapatkan persamaan regresi Y = a + bX,
atau dikembalikan pada variabel aslinya dengan Y = Ln Q dan X = Ln I. Maka
persamaan regresi menjadi Ln Q = a + b(Ln I). Selanjutnya regresi linier tersebut
ditransformasikan ke dalam fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan langkah:
Ln Q = a + b(Ln I)
Ln Q = a + Ln Ib
Ln Q – Ln Ib = a
Q = eaIb
Dengan demikian persamaan Cobb-Douglas
telah didapat dengan eamerupakan indeks efisiensi dari proses
transformasi, serta a dan b merupakan elastisitas produksi
dari input yang digunakan
2. Analisa Efisiensi Proses Produksi
Efisiensi merupakan
penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan jumlah
produksi sebesar-besarnya tanpa melupakan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Efisiensi proses produksi dapat dilihat dari koefisien intersep fungsi produksi
Cobb-Douglas, yaitu:
Indeks efisiensi = ea
Keterangan: e = 2,71828
a = koefisien intersep persamaan regresi
Indeks efisiensi akan didapat dari
perhitungan, dengan semakin tinggi indeks efisiensi produksi berarti proses
transformasi input menjadi outputmenjadi semakin efisien. Selain
indeks efisiensi, rasio efisiensi juga akan didapat dari perhitungan. Rasio
efisiensi menunjukkan perbandingan kemampuan menghasilkan output dengan
memakai input yang tersedia.
3. Return to Scale
Berdasarkan persamaan fungsi produksi
Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian
terhadap skala (Browning dan Browning, 1989).
1.
Jika kenaikan yang proporsional
dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional
dalam output (εp = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala
konstan (constant returns to scale).
2.
Jika kenaikan yang
proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada kenaikan
dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala
meningkat (increasing returns to scale).
3.
Jika
kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (εp
< 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns
to scale).
4. Elastisitas Produksi ParsialElastisitas
produksi parsial berkenaan dengan input tertentu merupakan ukuran
perubahan proporsional pada input-nya ketika inputlainnya konstan.
Sebelum elastisitas produksi parsial dapat dihitung, terlebih dahulu dicari
nilai Total Physical Product, Average Physical
Product, dan Marginal Physical Product.
Total Physical
Product (TPP) dianggap sebagai hubungan teknis antara satu variabel faktor
produksi (input) dan output dapat ditunjukkan oleh suatu fungsi
produksi yang secara matematis dapat ditulis (Sudarman, 1989) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar