Cari Blog Ini

Minggu, 22 Mei 2016

TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI  EKONOMI MIKRO

A.          PENGERTIAN EKONOMI
Ilmu Ekonomi
       Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan.  Jadi, dari segi bahasa ekonomi berarti peraturan rumah tangga.
          Dalam arti luas, ekonomi berarti usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya untuk mencapai kemakmuran. Disiplin ilmu yang mempelajarinya dinamakan ilmu ekonomi.
1.     Batasan  Ilmu Ekonomi
       Ada bermacam-macam definisi ilmu ekonomi yang dalam hal ini kita ambilkan dari beberapa pendapat antara lain :
a.  Albert L. Meyers
     Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan.
b.  Prof. Dr. Y.L. Mey Yi
    Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia dan pemuasan kebutuhan kearah kemakmuran.
c.   Robinson
    Ilmu ekonomi merupakan pelajaran tentang penggunaan/penempatan/penyaluran alat-alat yang sifatnya jarang terhadap tujuan yang bermacam-macam.
d.  Alfred Marshall
    Ilmu ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam kehidupan sehari-hari *(Produksi, Distribusi, Konsumsi)*
e.  Lionel Robins
     Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sebagai akibat adanya tindakan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan, dimana kebutuhan manusia itu tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan itu terbatas dan digunakan secara alternatif.
f.   Richard G. Lipsey
     Ilmu ekonomi adalah studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas (Man, Money, Material, Machine, Method, Market,)
2.     Pembagian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dapat dibagi-bagi dalam beberapa macam, antara lain :
a.  Ekonomi Deskriptif
     Ilmu ekonomi yang mengambarkan suatu masalah ekonomi secara khusus, biasanya disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan angka-angka.
b.  Ekonomi Teori
     Ilmu ekonomi murni yang menjelaskan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi dan menyimpulkan dalam hukum ekonomi. Ekonomi teori dibedakan menjadi dua macam :

1)     Ekonomi Mikro
       Ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara khusus, misalnya masalah mekanisme harga, permintaan, penawaran, elastisitas, perilaku konsumen, masalah pasar atau suatu badan usaha. (Adam Smith)
2)     Ekonomi Makro
       Ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara menyeluruh, fungsi tabungan, investasi, inflasi, pengangguran, Pendapatan Nasional dll (JM.Keynes)
c.   Ekonomi Terapan
     Ilmu ekonomi yang mengambarkan tentang penerapan ekonomi dalam kehidupan perekonomian masyarakat.
     Dalam filsafat ilmu ekonomi terapan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1)    Natural Science, antara lain :
§  Ilmu fisika
§  Ilmu alam
§  Ilmu biologi
§  Ilmu pasti
2)   Social Science, antara lain :
§  Ilmu tata Negara
§  Ilmu hukum
§  Ilmu sosiologi
§  Ilmu ekonomi
§  Ilmu sejarah
3)   Humanitanial Science, antara lain :
§  Ilmu sastra
§  Ilmu antropologi


3.        Metode Ekonomi
Cara atau metode untuk mencapai tujuan ekonomi  adalah :
a.    Metode deduksi (abstraksi)
     Yaitu cara penyelidikan yang didasarkan atas dalil-dalil pokok, menurut pikiran logis, dan ditarik kesimpulan dari peristiwa yang umum.
b.    Metode Induksi ( empiris)
     Yaitu suatu cara penyelidikan yang berpangkal pada kejadian-kejadian ekonomi, kemudian disusun secara sistematis dan dipelajari untuk memperoleh kesimpulan
c.   Kedudukan Imu Ekonomi dan Ilmu-ilmu Sosial
Ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu pengetahuan  sudah berkembang sejak abad XVIII, akan  tetapi bukan berarti sebelum abad itu tidak ada peristiwa ekonomi, bahkan sudah terjadi sejak adanya manusia itu sendiri hanya saja belum ada pembahasan secara khusus dan mendalam dengan sistematika, tetapi belum merupakan suatu disiplin ilmu sehinga lahirlah sebuah buku yang berjudul “An Inguiry into the Nature and Couses of the Wealth of Nations” yang ditulis oleh Adam Smith tahun 1776. Dan sejak itu berkembang pesatlah ilmu ekonomi yang kemudian dikenal ekonomi perusahaan, ekonomi pembangunan dan ekonomi keuangan.
4.     Ilmu Ekonomi dan Kemakmuran
a.  Pengertian Kemakmuran
Kemakmuran tidak dapat disamakan dengan kesejahteraan. Kesejahteraan mengandung unsur-unsur keselamatan, ketentraman dan kemakmuran sendiri. Jadi belum tentu masyarakat yang makmur itu sejahtera
Kemakmuran adalah keadaan seseorang atau manusia dimana kebutuhan-kebutuhannya telah bisa terpenuhi dengan sarana pemuas yang terbatas.
b.  Sumbangan ilmu ekonomi dalam peningkatan kemakmuran
Dalam ilmu ekonomi dikenal adanya adanya teori ekonomi, ekonomi terapan dan ekonomi deskriptif. Ketiga macam teori tersebut semuanya memberikan andil dalam usaha peningkatan kemakmuran, yaitu :
Ø  Teori ekonomi memberikan petunjuk tentang bagaimana hubungan manusia dalam kaitannya dngan usaha pemenuhan kebutuhan hidup serta kemakmuran masyarakat.
Ø  Ekonomi terapan memberikan pedoman untuk menyusun langkah-langkah dan kebijaksanaan dalam politik ekonomi dan pembangunan ekonomi baik regional, nasional maupun internasional.
Ø  Ekonomi deskriptif menyajikan informasi perekonomian yang sangat bermanfaat dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi.


B.          PASAR
1.  Pengertian Pasar
    Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta terjadi proses jual beli. Setiap pertemuan antara penjual dan pembeli sehingga terjadi tukar-menukar, maka akan terbentuk pasar. Syarat terbentuknya pasar yaitu :
  1. Adanya barang atau jasa yang akan diperjual belikan
  2. Adanya penjual dan pembeli yang saling menguntungkan untuk melakukan jual beli.
2.   Fungsi dan Peranan pasar
  1. untuk memudahkan memperoleh barang atau jasa yang    diperlukan
  2. untuk memasarkan atau memperkenalkan barang atau jasa
  3. untuk menunjang kelancaran pembangunan
C.          PRODUKSI
Pengertian dan tujuan produksi
*            Pengertian:
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan barang/jasa baru atau meningkatkan  kegunaan barang atau jasa bagi kebutuhan manusia.
Pokok pikiran dari produksi diantaranya :
1.         Produksi merupakan usaha manusia untuk menciptakan atau meningkatkan kegunaan barang/jasa.
2.        Produksi bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau penghasilan dan memenuhi kebutuhan manusia.
*            Produksi barang dan jasa
1.         Produksi Barang
a.        Pengertian
       Produksi barang merupakan daya cipta dalam merombak kegunaan barang dengan mengubah sifat dan bentuk barang.
b.        Klasifikasi Produksi barang
a)        barang Konsumsi. Dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup
b)       Barang Modal. Berguna untuk menghasilkan barang lain dan tidak dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.        Produksi Jasa
a.    Pengertian
     Produksi jasa merupakan daya cipta dalam menambah kegunaan jasa tanpa melakukan perubahan terhadap sifat dan bentuknya.
b.    Klasifikasi Produksi Jasa
a)        Produksi jasa yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Contoh : pendidikan, pengobatan, hiburan dll.
b)       Produksi jasa yang ditujukan untuk meningkatkan kegunaan barang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan secara tidak langsung. Contoh : angkutan barang, perdagangan dan asuransi.
c.    Fungsi produksi
     Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan produksi :
1.     Input (masukan) yaitu segala sesuatu yang dimasukan dalam proses produksi. Contoh : bahan mentah, bahan penolong.
2.    Process (Proses), Yaitu suatu kegiatan mengelola bahan
3.    Output (keluaran) yaitu hasil yang dikeluarkan dari hasil produksi. Contoh : barang jadi.
d.    Tujuan produksi
1.         secara makro. Produksi bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencapai kemakmuran.
2.        secara mikro. Produksi bertujuan :
a.    menghasilkan barang dan jasa keperluan masyarakat.
b.    memenuhi kebutuhan hidup baik individu maupun masyarakat.
c.    kelangsungan hidup pribadi atau golongan.
d.    mendapatkan laba.
e.    memperoleh kepuasan.
f.    memenuhi kebutuhan dan kepentingan, baik produsen maupun konsumen.
e.     Bidang-bidang produksi dan tingkatan produksi
*            Bidang-bidang produksi
1.         Usaha Ekstratif  yaitu  mengambil barang-barang dari alam secara langsung atau setiap usaha untuk memperoleh barang-barang yang disedikan alam Contoh, berburu, meramu, , pertambangan, nelayan, , air kemasan.
2.        Usaha Agraris yaitu mengelola tanah dengan bantuan tingkat kesuburan tanah Contoh, Pertanian, perkebunan, perhutanan.
3.        Usaha Industri yaitu kegiatan mengolah atau mengubah bahan-bahan menjadi barang, baik barang setengah jadi maupun barang jadi Contohnya; pabrik, kerajinan, perfilman, otomotif, Rekaman, periklanan, telekomunikasi, dirgantara, mebeler, dll, dsb
4.        Usaha Perdagangan yaitu kegiatan yang melakukan jual beli barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu pemilik ke pemilki lain, Dagang Kelontong, Swalayan, Onderdil, Elektronik, Busana, Sayuran, makanan, Minuman, Perumahan, dll
5.        Usaha Jasa yaitu usaha yang tidak menghasilkan barang-barang tetapi berupa jasa atau sebagai usaha untuk membantu proses produksi tanpa membuat barang itu sendiri contoh, Salon, Pengobatan, Transportasi, telekomunikasi, Hiburan, pendidikan, Pengiriman, Hotel, Pariwisata, Kontrakan dll.
*            Tingkat Produksi
1.     Tingkat Produksi Primer, meliputi usaha ekstratif menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar.
2.    Tingkat Produksi Sekunder, meliputi pemanfaatan sumber daya alam atau bahan baku yang diolah barang jadi.
3.    Tingkat Produksi Tersier mengacu pada kegiatan yang lebih dominan menghasilkan jasa dibanding tangible goods.
D.         FAKTOR PRODUKSI
1.  FAKTOR ALAM
Yakni faktor produksi yang berasal dari sumber yang telah tersedia tanpa harus diolah terlebih dahulu contoh :
a.    tanah
b.    Air
c.    barang Tambang
d.    tenaga alam
e.    udara dan Iklim
f.    Flora dan fauna


2.  FAKTOR TENAGA KERJA (SDM)
Yakni kompetensi manusia yang merupakan paduan antara kekuatan jasmani , kemampuan berfikir, perasaan dan intuisi manusia yang digunakan untuk tujuan produksi dan dapat dirinci lagi :
  1. Tenaga Rohani, adalah segala kegiatan pikiran yang memberikan sumbangan produktif.
  2. Tenaga Jasmani , adalah kondisi fisik yang ditujukan untuk produksi mencakup :
a.    Tenaga Kerja Terdidik (Skilled labour)
b.    Tenaga Kerja Terlatih ( Trained Labour)
c.    Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih (Unskilled and Untrained Labour)
3.  MODAL
a.    Pengertian
Modal adalah setiap barang (uang) yang dihasilkan dan dapat digunakan untuk menghasilkan barang  selanjutnya.
b.    Klasifikasi modal :
·         Modal masyarakat : benda produksi yang dipakai proses produksi dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
·         Modal peseorangan : yaitu setiap benda modal yang dimiliki oleh individu dan hasilnya merupakan keuntungan pemilik modal tersebut
c.    Modal menurut penggunaannya :
·         Modal Lancar : yaitu modal yang habis dipakai dalam setiap kali proses produksi.
·         Modal Tetap : yaitu setiap benda modal atau alat produksi yang dipakai dalam proses produksi berulang kali.
d.    Modal menurut bentuknya :
·         Modal abstrak : yaitu benda modal yang masih ada dalam persediaan dan belum dipakai dalam produksi
·         Modal Nyata : yaitusetiap benda modal yang digunakan dalam proses produksi secara nyata.
e.    Fungsi Modal:
Adalah untuk memperbesar produksi, makin besar dan sempurnanya modal, maka peningkatan produksi diharapkan makin sempurna pula.
Modal yang berasal dari “sisa” pendapatan yang tidak dikonsumsi atau disebut tabungan.
Tabungan adalah usaha pemupukan modal untuk diinvestasikan , misalnya dengan cara menyimpan di Bank.
4.    Apabila menyimpan uang di Bank tidak digunakan untuk produksi misalnya untuk membeli emas disebut “ Hourding”
S = y – c     Y=C+S+I
S = tabungan (saving)
Y = pendapatan (Incame)
C = Konsumsi (Consumtion)
I = Investasi (Mengelola Modal)

Komponen yang dapat memperbesar modal
  • Pemerintah
  • Perusahaan
  • rakyat Biasa (Rumah Tangga)
Faktor menghancurkan Modal Usaha
  • Bencana alam
  • Peperangan atau kerusuhan
  • Salah urus atau kecelakaan
  • Habis atau aus karena dipakai proses  produksi yang terus menerus
5.  FAKTOR KEGIATAN WIRAUSAHA (ENTREPRENEURSHIP)
1. Pengertian
a. Pengusaha adalah orang yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi (mengorganisir faktor-faktor produksi), yang mengambil inisiatif keputusan dan menanggung semua resiko. Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan usaha baru dan berani mengambil risiko yang terkait dengan proses memulai usahanya.
2. Kepemimpinan dan tenaga ahli (skill)
     Untuk menjadi pemimpin diperlukan keahlian (skill) agar dalam menghadapi segala persoalan dapat mengambil tindakan dan keputusan yang tepat guna kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.
Tenaga ahli (skill) dalam kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut  
a. managerial skill
b. technology skill
c. organitation skill

3. Ciri-ciri/karakteristik wirausahawan
Ciri-ciri karakteristik wirausahawan sebagai berikut :
a. mengerti dengan jelas tentang tujuan dan prestasi
b. rajin, tekun, ulet dan tabah demi keberhasilan usaha atau bisnis
c. tidak suka menunda-nunda pekerjaan
d. percaya pada diri sendiri dalam melaksanakan tugas
e. memiliki motivasi untuk mencapai prestasi
f. bekerja dengan teliti dan cermat untuk menghindari kesalahan-kesalahan
g.mampu mendayagunakan tugas secara efektif, efisien dan kreatif
h. berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas
i. berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas
Menurut Zimmeier, karakteristik wirausahawan sukses sebagai berikut :
a. memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya
b. mau bertanggung jawab
c. adanya minat kewirausahaan pada dirinya
d. adanya peluang untuk mencapai obsesi
e. toleransi menghadapi risiko kebimbangan
f. yakin pada dirinya
g. kreatif dan fleksibel
h. ingin memperoleh balikan segera
i. sangat energik
j. motivasi untuk lebih unggul
k. berorientasi ke masa depan
l. mau belajar dari kegagalan
m. berkemampuan tinggi dalam memimpin
Leibeinstein menjelaskan bahwa wirausahawan yang memiliki karakteristik adalah :
a. mampu menggandengkan peluang-peluang pasar
b. mampu memperbaiki peluang-peluang pasar
6.  PERENCANAAN PRODUKSI
1. Pengertian
a. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar, agar diperhatikan, diminta, dikonsumsi atau dipakai, sehingga dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan yang bersangkutan.
b. Perencanaan produk adalah perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing, yang segera diproduksikan pada periode yang akan datang.
2. Memilih Produk
Dalam pemilihan produk, perencanaan produk harus memikirkan produk dalam 3 tingkatan yaitu :
a. rencana produk yang paling mendasar berupa produk inti. Pihak perencana harus memikirkan apa sebenarnya yang dibutuhkan, diinginkan dan dibeli oleh konsumen
b. Penentuan produk nyata. Pihak perencanaan pada tingkatan ini menetapkan produk apa yang akan dibuat.
c. penentuan manfaat tambahan yang merupakan produk yang ditambahkan. Pada tingkatan terakhir yang harus dilakukan perencanaan produk adalah memberikan jasa dan manfaat tambahan kepada suatu produk.

3. Perubahan Produk
a. Tujuan
          Perubahan produk perlu dilakukan agar :
          1. konsumen tidak bosan
          2. produk lebih disukai banyak konsumen
          3. mempertahankan pasar dan kelangsungan usaha
b. Beberapa hal dalam perubahan produk
          Produk diubah melalui pengubahan cirri produk :
          1. kualitas
          2. keistimewaan
          3. gaya

4. Diferensiasi Produk
a. Pengertian
     Diferensiasi produk adalah upaya membedakan produk dari produk lainnya.
b. Tujuan
Memperbanyak produk pilihan atau alternative untuk dipasarkan, sehingga konsumen pun mempunyai alternative untuk memilih

5. Diversifikasi Poduk
Adalah upaya perusahaan dalam memperbanyak jenis produk
6. Daur Hidup Produk
a. Pengertian
Daur hidup produk adalah tahapan-tahapan yang dialami suatu produk selama ada dipasaran.
  • Tahapan daur hidup produk
1)    tahap perkenalan
2)   tahap pertumbuhan
3)   tahap kedewasaan
4)   tahap kejenuhan
5)   tahap penurunan
7. Mengenai Produk
1)    Ciri-ciri produk
suatu produk biasanya dapat dikenali dari ciri-cirinya antara lain :
a)    kualitas
b)   keunggulan produk
c)    model produk
d)   penampilan produk
2) Klasifikasi produk
1)        Menurut daya tahan
a.) barang tahan lama
b.) barang tidak tahan lama
c.) jasa
2)       Menurut pemakaiannya
a.) barang konsumsi
b.) barang industri

3)  Produk yang dipasarkan
  1. barang yang digunakan
  2. barang yang dimakan atau diminum
  3. barang berupa obat

7.  PENETAPAN HARGA POKOK
Kebijakan penetapan harga pokok
a.    Nilai dan biaya
Ø  Nilai adalah suatu penghargaan atau arti kegunaan yang diberikan terhadap suatu barang maupun jasa, yang dinyatakan dalam satuan uang.
Ø  Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk mencapai tujuan tertentu, yang diukur dalam satuan uang, baik yang terjadi maupun kemungkinan akan terjadi.


b.    Harga pokok
Adalah suatu gambaran kuntitatif dari pengorbanan-pengorbanan yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu, yang harus diketahui dan kalkulasi oleh pihak perusahaan yang bersangkutan.

b.    Penggolongan biaya
     Penggolongan biaya didasarkan kepada :
a.    Objek pengeluaran
          Penggolongan biaya dengan objek pengeluaran adalah penggolongan biaya hanya dengan memberikan penjelasan singkat pada setiap objek pengeluaran, meliputi :
·         Biaya bahan baku
·         Baiya tenaga kerja
·         Biaya pabrikasi tidak langsung

b.    Hubungan dengan sesuatu yang dibiayai
Berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi dua yaitu :
1)  Biaya langsung
2)   Biaya tidak langsung
c.    Fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan
Berdasarkan fungsi perusahaan, biaya dibagi menjadi :
1)    biaya produksi
2)   biaya administrasi
3)   biaya pemasaran
d.    Perubahan volume produksi atau kegiatan perusahaan meliputi :
a)    biaya tetap (Fixed cost/VC)
b)   biaya variable (Variabel cost/VC)
perhitungan biaya total untuk memproduksi suatu barang, dirumuskan

 TC = FC + VC
                                                       
Ket : TC : total cost (biaya total)
             FC : fixed cost (biaya tetap)
            VC : variable cost ( biaya variable)

e.    Waktu/periode
Berdasarkan periode (waktu) biaya dibagi menjadi :
1.     pengeluaran modal
2.    pengeluaran penghasilan

KALKULASI HARGA POKOK
Ada beberapa cara menetapkan  atau mengkalkulasikan harga pokok, antara lain :                                     
1.     Metode kalkulasi bagi
Rumus :   
Harga Pokok  =       Jumlah seluruh biaya
                            jumlah produk yang dihasilkan

      Contoh :
PT Flamboyan memproduksi 10.000 pasang sepatu wanita dewasa jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan  Rp 450.000.000,-
Harga pokok 1 pasang = Rp 450.000.000,-   =  Rp 45.000,-
                                             10.000  
     
2.    Metode bagi dari angka perbandingan
a.  Menggunakan angka perbandingan biaya dari keseluruhan
     contoh :
·         PT Swakarsa memproduksi 3 jenis barang dengan jumlah biaya sebesar Rp 46.000.000,-
Barang A diproduksi 600 unit
Barang B diproduksi 800 unit
Barang C diproduksi 200 unit
Perbandingan biaya adalah 1:2 = ½

·         Perhitungan harga pokok :
Produk A = 600 x 1 =   600
Produk B = 800 x 2 = 1.600
Produk C = 200 x ½ =   100
                                 2.300
·         Harga pokok perunit
Produk A = 1  x  Rp 46.000.000,-  = Rp 20.000.000,-
                  1               2.300

Produk B = x Rp 20.000.000,- =   Rp  40.000.000,-
                 1

Produk C = x Rp 20.000.000,-  =  Rp  10.000.000,-
                  1

·         Jadi berdasarkan hasil tersebut jumlah harga pokok setiap produk adalah :
Produk A 600 unit = 600 x Rp 20.000.000,- = Rp 12.000.000,-
Produk B 800 unit = 800 x Rp 40.000.000,- = Rp 32.000.000,-
Produk C 200 unit = 200 x Rp 10.000.000,- = Rp   2.000.000,- +
Jumlah harga pokok keseluruhan (A+B+C)    = Rp 46.000.000,-

b.    Perbandingan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Contoh :
PT TIRTA MAS memproduksi dua jenis barang yaitu “X” 300 unit dan “Y” 300 unit. Pengeluaran biaya bahan baku untuk :
-      Barang X ………. Rp 6.000.000,-
-      Barang Y ………. Rp2.700.000,-
Pengeluaran upah tenaga kerja untuk :
-    Barang X ………. Rp 3.000.000,-
-      Barang Y ………. Rp 1.800.000,-
Biaya umum dan administrasi Rp 2.700.000,-
Penyelesaian :
Ø  Perbandingan jumlah biaya langsung antara barang X dan Y adalah :
= (6.000.000 + 3.000.000) : (2.700.000 + 1.800.000)
= 9.000.000 : 4.500.000
= 2 : 1 (jumlah angka perbandingannya 3)
Ø  Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan :
Bahan baku barang X = Rp 6.000.000,-
Bahan baku barang Y = Rp 2.700.000,- +
                                                                 Rp  8.700.000,-
Upah buruh barang X = Rp3.000.000,-
Upah buruh barang Y = Rp 1.800.000,-  +
                                                                 Rp  4.800.000,- 
                                                                 Rp 13.500.000,-
Biaya umum dan administrasi penjualan        Rp   2.700.000,-  +
Jumlah                                                       Rp 16.200.000,-
Ø  Harga pokok :
-      300 unit barang X =x Rp 16.200.000,- = Rp 10.800.000,-
                                   3
-      300 unit barang Y = x Rp 16.200.000,- = Rp   5.400.000,-
                                   3
Ø  Jadi, harga per unit :
-  Barang X =  Rp 10.800.000,-   = Rp 36.000,-
                               300
-  Barang Y = Rp 5.400.000,-      =  Rp18.000,-
                             300

Jenis-jenis kalkulasi  harga pokok antara lain :
-  Metode integral dan diferensial
-  Sistem akumulasi biaya seperti harga pokok historis dan standar
-  Metode harga pokok pesanan
-  Metode harga pokok proses
-  Metode “Fall costing”
-  Metode “variable costing/direct costing’

PROMOSI
1.     Pengertian
          Promosi adalah suatu informasi atau bujukan yang dilakukan untuk mengarahkan orang-orang agar dapat mewujudkan pertukaran/penjualan.
2.    Kegiatan promosi
a.    Penjualan oleh orang secara langsung
b.    Pemajangan
c.    Pertunjukan
d.    Pameran/eksposisi
e.    Demonstrasi
f.    Publisitas
g.    Pembungkusan
h.    Pelabelan
i.     Premi
j.     Merek dagang
k.    Periklanan
3.    Periklanan (advertising)
a.    Pengertian
Iklan adalah alat yang dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk menyampakan pesan kepada pihak yang dituju, yang dapat dilaksanakan melalui suatu media dengan sejumlah pembayaran tertentu.
b.    Tujuan periklanan
Adalah untuk menyebarkan pesan dari suatu pihak kepada publik atau pihak sasaran.
c.    Jenis iklan
1)    Berdasarkan tujuannya
a)    Iklan informasi
b)   Iklan persuasi
c)    Iklan pengingat
d)   Iklan pemantap
2)   Berdasarkan sasarannya
a)    Iklan langsung
b)   Iklan tidak langsung
c)    Iklan harga
d)   Iklan merek
e)   Iklan kualitas
f)    Iklan produk
g)   Iklan institusional
h)   Iklan prestise
i)     Iklan persaingan
j)    Iklan kolektif
d.    Prinsip-prinsip periklanan
1)    Bahasa kreatif, baik, dan mudah dibaca
2)   Gambar atraktif
3)   Hindari pesan palsu
4)   Jangan membuat iklan yang menipu dan iklan pancingan
5)   Iklan yang mengetengahkan pemberian hadiah bagi semua konsumen dengan syarat yang sama
e.    Daya tarik periklanan
1)    Kebanggaan
2)   Rasa kasih sayang
3)   Ekonomis
4)   Keselamatan
5)   Pemilikan
6)   kesenangan
f.    Media periklanan
1)    Media cetak
2)   Media elektronik
3)   Media luar gedung
4)   Media lainnya

E.           DISTRIBUSI
1.     Pengertian
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan untuk penyebaran barang dari produsen sampai kepada konsumen atau kepada pemakai industri.
2.    Jenis-jenis saluran distribusi
a.    Saluran distribusi barang konsumsi
1)    Produsen – konsumen
2)   Produsen – pengecer – konsumen
3)   Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen
4)   Produsen – agen – pengecer – konsumen
5)   Produsen – agen – pengecer - konsumen
b.    Saluran distribusi barang industri
1)    Produsen – pemakai industri
2)   Produsen – distributor industri – pemakai industri
3)   Produsen – agen – pemakai industri
4)   Produsen – agen – pedagang besar – pengecer - konsumen
3.    Distribusi produk pertanian
a.    Permintaan dan penawaan produk pertanian
1)    Permintaan produk pertanian
a)    Konsumen
b)   Perusahaan industri
2)   Penawaran produk pertanian, berupa :
a)    Pemasaran order (orderly marketing)
b)   Agrobisnis
b.    Jalur distribusi produk pertaniian
c.    Transaksi spekulasi produk pertanian
1)    Ijon
2)   Hedging

4.    Pedagang besar
a.    Grosir
1)    Pengertian
Grosir adalah orang/pengusaha/pedagang yang membuka usaha dagang dnegan membeli dan menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedangan besar lainnya, perusahan industri, lembaga pemerintah swasta.
2)    Jenis-jenis grosir
Grosir dapat dibagi berdasarkan :
a)    Jenis barang yang diperdagangkan
b)   Luas daerah usahanya
c)    Lapangan kegiatannya
b.    Makelar, yaitu orang/pengusaha/pedagang yang melakukan usaha perdagangan besar sebagai yang mewakili pihak penjualan atau pihak pembeli dengan wewenang yang terbatas.
c.    Komisioner (factor/commoission agent)
Komisioner adalah orang/pengusaha/pedangan yang melakukan persetujuan jual beli atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh.
d.    Agen, yaitu orang/pengusaha/pedangsan yang melaksanakan kegiatan penjualan atau pembelian atau kegiatan penjualan dan pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang denga pabrik/produsen tertentu.
5.    Pengecer
a.    Pedagang eceran kecil
1)    yang mempunyai tempat tetap
2)   yang tidak mempunyai tempat tidak tetap
b.    Pedagang eceran besar
1)    di pusat kota
2)   di tempat yang berdekatan dengan tempat kediaman
6.    Distribusi fisik
a.    Pengertian
          Distribusi fisik adalah kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam saat tertentu.
b.    Kegiatan distribusi fisik
1)    pengangkutan
2)   pergudangan
3)   pertanggungan resiko
7.    Kebijakan pemilihan banyaknya perantara dalam distribusi
a.    distribusi itensif
b.    distribusi selektif
c.    distribusi ekslusif

F.          KONSUMSI
1. Pengertian
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan atau menghabiskan kegunaan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan atau demi menjaga kelangsungan hidup. Sedangkan konsumen adalah pihak yang melakukan tindakan konsumsi.

2. Kegunaan ( utility )
a. Pengertian
    Kegunaan ( utility )adalah kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan.
b. Macam-macam kegunaan ( utility )
1) utility form ( kegunaan bentuk )
2) utility time ( kegunaan  waktu )
3) utility place ( kegunaan tempat )
4) utility element ( kegunaan dasar )
5) service utility ( kegunaan pelayanan )
6) owner utility ( kegunaan kepemilikan )

3. Perbedaan konsumsi
Setiap orang berbeda-beda di dalam memanfaatkan atau menghabiskan barang dan jasa. Perbedaan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a.    lingkungan hidup
b.    penghasilan dan tanggungan
c.    cara, tabiat, kebiasaan atau gaya hidupnya
d.    kemampuan mengatur pengeluaran
4. Penerimaan dan pengeluaran
A. Penerimaan
1) Pengertian
Penerimaan adalah segala penghasilan dari sumber penghasilan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
2) Macam-macam penerimaan
a. upah/gaji
b. sewa
c. bunga
d. laba/keuntungan
3) Pola penghasilan dan pola konsumsi
a. Pola penghasilan adalah susunan tingkat penerimaan seseorang atau rumah tangga dan pembelanjaannya untuk jangka waktu tertentu.
b. Pola konsumsi adalah susunan tingkat seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang akan ditutup dengan penghasilan.

B. Pengeluaran
1) Pengertian
Pengeluaran adalah semua kebutuhan konsumsi seseorang atau rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan penghasilan nya.
2) Tabungan atau investasi
Sisa pendapatan, yaitu pendapatan setelah dikurangi dengan konsumsi disebut “ tabungan “ atau “investasi “.
3) Menyusun pembelanjaan
Untuk menghindari pemborosan, sebelum melaksanakan setiap pemebelanjaan disusun urutan prioritas. Hal ini didasari oleh kecendrungan bahwa jika pendapatan rendah maka pendapatan itu sebagian besar terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan.

 C. Hubungan antara penerimaan dan pengeluaran
Hubungan antarkedua nya sangat erat, yaitu bila pendapatan naik, maka pengeluaran (khusussnya konsumsi ) akan bertambah. Dengan demikian rencana pembelanjaan atau anggaran sangat diperlukan.
Anggaran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.     anggaran positif ( surplus )
2.    anggaran negative ( defisit )
3.    anggaran berimbang ( balance )

D. Kehidupan yang layak dan tingkah laku konsumen
1. Kehidupan yang layak
Tercapai tidaknya kehidupan secara layak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.    faktor pendapatan yang diperoleh
b.    faktor tersedianya barang
c.    faktor harga yang terjangkau

2. Tingkah laku konsumen
Manusia ingin uangnya seekonomis mungkin, tetapi kadang-kadang tidak berhasil, penyebabnya antara lain:
a.   kurangnya pengetahuan konsumen terhadap barang
b.   membeli barang yang sebenarnya belum menjadi   kebutuhannya
c.   kurang teliti bahkan bersikap acuh tak acuh.

E. Perlindungan terhadap konsumen
Usaha melindungi konsumen perlu didukung oleh kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat, yaitu:
1.     konsumen
2.    produsen
3.    pemerintah


RANGKUMAN
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
A.   KONSEP DASAR TEORI EKONOMI
Kedudukan teori ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan semakin banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini menigkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.Akan tetapi meningkatnya kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian pesatnya sehingga bangsa yang paling maju sekalipun masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beragam.Menghadapi kenyataan ini maka manusia bertendensi untuk bersikap rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan , mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya dari alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang menurut perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu ekonomi pemuas atau economics.
B.  EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif
: Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi
: Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan
: Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.
C.    Ruang lingkup teori ekonomi mikro

Ruang Lingkup Teori Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-masalah ekonomi atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu perusahaan, tingkat harga dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Peranan Matematika dalam Teori Ekonomi Mikro :
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan, tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak dicapai

D.   Asumsi teori ekonomi mikro
Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi.Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu ekonomi makro.Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.

1.     Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya :
Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi.Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man.Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assump tion. Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit maximization assumption.
Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan. Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, agar supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan difahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut.Misalnya saja menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X, penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.

2.    Asumsi Khusus Ekonomi Mikro :
Sebetulnya tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro, dalam arti tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini kiranya mudah difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian sebagai suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri, dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi makro banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi mikro sebagai dasar analisanya.
Oleh karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian
Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut.Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut.Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.

3.     alat analisis teori ekonomi mikro
ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
Ilmu  ekonomi  memerlukan  beberapa  alat  analisis  untuk menerangkan teori-teorinya  dan  untuk menguji kebenaran teori=teori tersebut .yaitu :

    Peranan grafik  dalam analisi   ekonomi
Teori  dan penjelasan ilmiah  memerlukan alat-alat agar   dapat dengan mudah  di mengerti. Dalam ilmu ekonomi  usaha untuk memberikan  penerangan yang lebih jelas  mengenai  teori-teori ekonomi  dilakukan dengan  bantuan  grafik dan kurva .

    Sifat-sifat grafik
Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu datar dan sumbu tegak.Sumbu datar adalah  sumbu yang letaknya horizontal,sedangkan  Sumbu tegak  adalah sumbu yang tegak lurus  pada sumbu horizontal.pertemuan di antara sumbu tersebut di namakan  origin  atau titik asal.

2.      MASALAH EKONOMI
a.        Kelangkaan sebagai sumber masalah
Kelangkaan Sumber Ekonomi
Inti masalah ekonomi adalah keinginan yang tidak terbatas namun dengan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas. Alat pemuas kebutuhan berupa barang atau jasa dengan sumber  daya yang sudah tersedia. Sumber daya yang tersedia bersifat  terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan dengan sumber-sumber yang bersifat terbatas akan menimbulkan kelangkaasn sumber daya tersebut.
Contoh kelangkaan ekonomi:
 1). Kelangkaan sumber makanan pokok  masyarakat seperti padi, gandum, dan sumber makanan pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) seperti bensin, solar, dan lain-lain.
 Kelangkaan sumber ekonomi manusia dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Kebutuhan manusia memiliki 2 (dua) sifat yaitu sifat keberanekaan ragam dan tidak dapat di puaskan dengan barang atau jasa.Hal tersebut yang membuat kebutuhan manusia tidak terbatas.
Contoh kebutuhan manusia yang tidak terbatas: 1). sesorang ingin memiliki sepeda untuk mendukung ia melakukan aktifitasnya sehari-hari namun sesudah memiliki sepeda Ia akan menginginkan sepeda motor untuk mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan kemudian setelah memiliki sepeda motor Ia akan menginginkan yang lebih seperti motor yang lebih bagus ataupun Mobil.

    3 masalah pokok ekonomi
Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
1.     PRODUKSI
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat dari suatu barang.
Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia; sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
2.    DISTRIBUSI
Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai.
Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1.     Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
2.  Distribusi tidak  langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
3. KONSUMSI
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang.
Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan pemerintah, dll.



Menurut Teori Modern
Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
2. Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.
3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.

Menurut Richard Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro, yaitu  tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi.
3.      KEGIATAN EKONOMI
a.        Putaran kegiatan ekonomi


b.        Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.

1.         PENGERTIAN PRODUKSI
A.        Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari
Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah atau ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi, jagung, keledai, tebu, dll.
Contoh kegiatan diatas disebut Produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
B.        Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.Perhatikan contoh berikut.
a.         Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b.         Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual
Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
c.            distribusi
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.

d.        Konsumsi
Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam .manusia menginginkan agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi.alat pemuas kebutuhan manusia yang terdiri dari barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. “konsumsi adalah setiap kegiatan memakai, menggunakan, atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.”
Adapun pengertian konsumsi dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi langsung dan konsumsi tak langsung.Konsumsi langsung merupakan pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan oleh penggguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman, dan pakaian yang langsung dipakaioleh pengguna sementara itu, konsumsi tak langsung merupakan pemakaina benda konsumsi berupa barang dan jasa yang tidak secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang akan diproses lebih lanjut untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi langsung.

4.        FAKTOR PRODUKSI

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

a.        Alam
          Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
          Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.

b.        Tenaga kerja
          Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
          Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b).  Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani

c.         Distribusi
         Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual barangb sampai ke tangan konsumen
@ Macam-macam :
1.       Distribusi pendek/ distribusi langsung (produsen-konsumen)
2.       Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3.       Distribusi panjang/ distribusi tidak langsung (produsen-distribusi-konsumen)
Lembaga distribusi Adalah orang / badan usaha yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen.
@ Lembaga distribusi dapat digolongkan menjadi :
1.  Pedagang, adalah lembaga distribusi yang melakukan pekerjaan membeli hasil produksi untuk dijual kembali atas tanggung jawab sendiri. Pedagang dapat dibedakan menjadi :
(a)    Pedagang besar atau grosir (whoseller) yaitu pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar dan menjualnya kembali ke para pengecer
(b)   Pedagang kecil / eceran (retailer)

2.  Perantara khusus, adalah lembaga yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen namun tidak bertanggung jawab apabila barang yang disalurkan tersebut tidak laku.  Perantara khusu terbagi dari :
(a)    Agen,
(b)   Lembaga
(c)    Komisioner
(d)   Importir
(e)   Eksportir
d.            Konsumsi
Kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa (baik mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa) untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Contoh kegiatan konsumsi antara lain : makan,naik kendaraan umum, menonton tv, membaca buku, dll

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
·         Tingkat pendapatan masyarakat
·         Selera konsumen
·         Harga barang, baik harga barang itu sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter
·         Tingkat pendidikan masyarakat
·         Jumlah keluarga
·         Lingkungan alam


5.        PERMINTAAN DAN PENAWARAN
5.1      pengertian permintaan dan penawaran
~Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
~Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang dijual atau jasa yang akan dijual atau
ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga.

5.2      hukum permintaan dan penawaran
~ Hukum permintaan berbunyi, “Jumlah barang yang diminta akan selalu berbanding terbalik dengan harganya, artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
~ Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan selalu terbanding lurus dengan harganya / artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan berkurang.

5.3      faktor-faktor yang mempengaruhi
~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan / penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga dimasa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga dimasa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

5.4      tabel/skala permintaan dan penawaran
contoh tabel dari pasar buah manga :


5.5      kurva permintaan dan penawaran
~ Kurva Permintaan :




~ kurva Penawaran






5.6      fungsi permintaan dan penawaran
A. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga.fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.

Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a – bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b          = ∆Qd / ∆Pd
Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0, serta dPd / dQ < 0

untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.

    Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak  1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi  600Kg,  buatlah fungsi permntaannya ?

Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000      Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000      Q2 = 600 Kg
untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y – y1            x – x1
——    =    ——–
y2 – y1         x2 – x1

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P – P1           Q – Q1
——-    =    ——–
P2 – P1         Q2 – Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
    P    –     5.000                     Q – 1000
———————–  = —————-
   7.000 –  5.000                   600 – 1000

           P – 5.000                 Q – 1000
———————– = —————-
             2.000                        -400

 P – 5.000 (-400)    =  2.000 (Q – 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q – 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 – 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 – 400P)
Q = 2000 – 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 – 0,2

B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.

Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs

dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif

b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000     Q1 = 100 buah
P2 = 4.000     Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
 P – P1        Q – Q1
——–  =  ———
P2 – P1      Q2 – Q1

P  – 3.000         Q – 100
————–  = ————-
4.000 – 3.000      200 – 100

     P – 3.000           Q – 100
————–   =  ————-
        1.000                 100

(P – 3.000)(100) = (Q – 100) (1.000)
100P – 300.000  = 1.000Q – 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd

C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :

    Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 – 0,6Pd   = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P =  10 + 20
P = 30

Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 – 0,2(30)
Q = 10 – 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.

6.            Mekanisme pembentukan harga pasar
A. PENGERTIAN HARGA PASAR
- Harga pasar atau Harga keseimbangan adalah Harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli pada tingkatan harga tertentu.
- Pada tingkatan harga tertentu, jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
- Terbentuknya harga ditentukan berdasarkan hukum ekonomi ( hukum permintaan dan hukum penawaran ) yaitu sebagai berikut :
1. Harga akan tetap jika permintaan seimbang.
2. Permintaan makin bertambah, jika harga turun, penawaran akan berkurang
jika harga makin turun.
3. Makin banyak permintaan, harga makin tinggi, makin banyak penawaran,
harga makin rendah.
B. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
- Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses tawar – menawar antara penjual dan pembeli.
- Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat terjual.
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
- Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan satu – satunya faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan penawaran dari penjual.
- Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau
jasa terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen.
5. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen
Tetap atau berkurang
- Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
1. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Membantu menentukan penawaran.
3. Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
- Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
2. Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
3. Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.
- Kurva Keseimbangan penawaran dan permintaan :

Harga ( P )
Permintaan
Penawaran
Rp 2500
5
20
Rp 2000
10
15
Rp 1500
12
12
Rp 1000
15
10
Rp 500
20
5





7.  ELASTISITAS
7.1      Elastisitas Permintaan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED) adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga.Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli.Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien
Elastisitas
n = 0
Inelastis sempurna
0 < n < 1
Inelastis
n = 1
Elastis uniter
1 < n < ∞
Elastis
n = ∞
Elastis sempurna
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun biayanya.Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
meskipunpermintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang “kebutuhan,” banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak “membutuhkannya.” Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah.

7.2      Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
1.             Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2.            Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3.            Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4.            Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5.            Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.

7.3      Elastisitas Permintaan silang
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. 

Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.

7.4      Elastisitas pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas pendapatan adalah perubahan dalam permintaan sebagai akibat dari perubahan dalam pendapatan. Misalnya, apabila karena pendapatan meningkat 10%, permintaan suatu barang meningkat 20%, maka elastisitas pendapatannya adalah 20%/10% = 2.

Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.

8.      KEBIJAKSANAAN PENETAPAN HARGA OLEH PEMERINTAH
8.1      Kebijakan penetapan harga eceran terendah (floor price)
PENGERTIAN FLOOR PRICE                                                
              Harga dasar : merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
              Penetapan harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan harga pasar produk yang dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga pendapatan para produsen terancam.
               Untuk melindungi para produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan menetapkan harga minimum atau Harga Eceran Terendah.
               Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut Harga Dasar
(Floor Price ).
PENGARUH FLOOR PRICE TERHADAP PASAR
Sebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek samping.
@ Konsumen mendapatkan keadaan mereka sekarang harus
membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang sama.
Sebagai hasilnya, mereka mengurangi pembelian mereka pada
produk tersebut atau keluar dari pasar secara total.
@ Di lain pihak, pemasok menemukan harga yang terjamin, harga
baru lebih tinggi daripada yang mereka pakai sebelumnya.
Sebagai hasilnya, mereka meningkatkan produksi.
Secara keseluruhan,
@ Berarti efek sekarang adalah adanya kelebihan pasokan (dikenal
sebagai “surplus”) dari produk di pasar. Untuk menjaga harga
dasar dalam jangka panjang. Harga keseimbangan ditentukan
ketika kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.


JENIS-JENIS FLOOR PRICE
INELASTIS

              Jika kedua daerah arsiran tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut:
Arsiran I : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun:biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’ SFE’
Arsiran II:Pemberian subsidi kepada petani ;biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga,AEFB>S’SFE’
Jadi,subsidi lebih mahal daripada pembelian kelebihan.

ELASTIS

jika kedua daerah arsian tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut :
Arsiran 1 : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’SFE’
Arsiran 2 : pemberian subsidi kepada petani : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga AEFB < S’SFE’
jadi pembelian pemerintah lebih mahal daripada subsidi kepada petani

8.2      Kebijaksanaan penetapan harga eceran tertinggi (celling price)
PENGERTIAN CELLING PRICE
Price Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar.Price Ceiling efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak harga yang tak terhingga.Pada price ceiling, harga maksimum terdapat di bawah harga keseimbangan. Dengan menurunnya harga jual, maka permintaan akan meningkat (hukum permintaan).  Kondisi ini mendorong permintaan terus bertambah, sehingga jumlah barang yang diminta lebih tinggi dari barang yang ditawarkan (shortage).

Cara mengatasi shortage
1. Penjatahan dengan sistem kupon
Kebijakan ini menunjukan bahwa bukan hanya kekuatan uang yang mampu menggerakan mekanisme pasar, tetapi uang dan kupon, sehingga permintaan akan berkurang.
2. Pengeluaran stock persediaan beras
Persediaan yang diperoleh dari hasil pembelian pada waktu panen dapat dikeluarkan pada saat seperti ini. Pemerintah dapat menjual persediaan beras sehingga kekurangan permintaan dapat dipenuhi.
3. Impor
Untuk mengatasi kekurangan terhadap jumlah barang yang diminta pemerintah dapat melakukan impor barang dari luar negeri, kebijakan ini dapat dilakukan apabila kebijakan pemerintah dalam pembelian hasil yang disimpan dalam bentuk stock tidak mencukupi.

8.3      Kombinasi kebijakan floor price dan celling price

Pada dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan waktu yang bersamaan.Dua kebijakan tersebut terjadi secara bertahap. Dimana pemerintah akan mengeluarkan kebijakan floor price untuk melindungi produsen saat terjadi kemerosotan harga yang dikarenakan kelebihan jumlah hasil produksi. Lalu saat jumlah hasil produksi menurun, pemerintah menetapkan kebijakan ceiling price.
          Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang dilakukan oleh pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain itu antara produsen dan konsumen tidak merasa dirugikan karena masing-masing mendapat harga yang sesuai.

9.      TEORI KONSUMEN
9.1      Teori konsumen dengan pendekatan guna kardinal
Konsumen
Konsumen adalah pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai contoh:
              Pendapatan
              Selera konsumen
              Harga barang

Ciri-ciri pendekatan kardinal
              Dikatakan dalam pendekatan kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur
dengan satuan kepuasan. Misalnya: uang.
              Makin banyak yang dikonsumsi, makin besar kepuasan konsumen tersebut.
              Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility.
              Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai dengan
uang.
Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.Pendekatan guna kardinal memiliki kelemahan berupa asumsi kepuasan seseorang itu tidak realis.
Karena kepuasan masing – masing orang pada dasarnya adalah hal yang bersifat relatif.Namun kelebihannya yang menonjol adalah mudahnya isi konsepsi pendekatan kardinal untuk lebih dipahami: bahwa pendekatan kardinal mendahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.

KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendaptan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang.
Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal utility  merupakan ukuran kebahagiaan seseorang.
Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut:
U = f ( X1, X2, X3, … Xn)
Dimana “U” adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan X adalah jenis & jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU:
1.             Total utility (kepuasan total) Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh
yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2.            Marginal utility (kepuasan tambahan) Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.

PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU:
              Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
              Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
              Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal harganya melonjak
              Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
              Total utility adalah additive dan independen. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi tindakan mengonsumsi barang X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.

9.2      Teori konsumen dengan pendekatan ordinal
Karakteristik kurva indefferen :
1.   Berlereng/ slope negatif.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4.
Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.

SIFAT–SIFAT KURVA INDIFERENS :
1.             Kurva Indiferens merupakan fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik – titik
diskrit, dan selalu melewati titik-titik kombinasi produk.
2.            Bentuk  kurva Indiferens memiliki slope negatif (menurun ke kanan) dan
cembung kearah titik pusat sumbu.
3.            Kurva Indiferens yang terletak lebih jauh dari titik pusat menunjukkan
tingkat kepuasan total yang lebih tinggi, sehingga dua atau lebih kurva
indiferens tidak akan berpotongan.
Kombinasi seorang konsumen dalam mengkonsumsi 2 macam produk berbentuk cembung ke arah titik pusat sumbu dan menurun ke kanan.
Efek Pendapatan Dan Efek Substitusi
Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
Efek Pendapatan
Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau turunnya pendapatan riil.
Efek Substitusi
Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan atau kenaikan harga barang.

10.     TEORI PRODUKSI
10.1   Teori produksi dengan satu input yang bersifat variable
A.      Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Produksi : Suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi disebut “fungsi produksi”
Fungsi Produksi :  suatu  persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan (fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
          Q = f (K, L, R, T)
          Q = jumlah output (hasil produksi)
          K = modal (kapital)
          L  = tenaga kerja  (labor)
          R  = kekayaan akan (raw material)
          T  = teknologi



Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi

B.       Produksi Dengan Satu Input Variabel
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing Return”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing return) menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.

Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y input faktor produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja. Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga kerja/labor X.
              Produksi Marginal
          Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
Rumus : MP = ∆TP/∆L
         
              Produksi rata-rata
          produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja
Rumus : AP =TP/L
Hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Kurva Total Product dan Marginal Product


Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum “the law of deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu macam input penggunaannya terus ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product akan semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu “produksi tambahan” semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-nya.

A.           Tahap- Tahap Produksi

Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
(1)Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama   semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.

(3)  Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.
Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.

·         Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai berubahan.
·         Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.
·         Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah output yang dihasilkan.

B.            Tahap Produksi Paling Efisien

1)    Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata (average product, AP) naik  dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost of production per-unit) akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output).
Dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini “efisiensi produksi” belum maksimal.
2)   Tahap III meliputi daerah dimana produksi marginal (marginal product, MP) negatif. Pada tahap III ini penggunaan input tenaga kerja (L) sudah terlalu banyak, sehingga produksi total (total product, TP) justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negatif (efisiensi produksi telah melampaui kondisi maksimal).
3)  Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa “efisiensi produksi maksimal” terjadi pada tahap II.


10.2   Teori produksi dengan dua input variable
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Pengertian Teori Produksi
Bagi kebanyakan manajer perusahaan, persoalan produksi yang dihadapi adalah bagaimana memproduksi suatu produk dengan komposisi yang paling menguntungkan Baik komposisi input yang dipergunakan maupun komposisi jenis produk yang akan dihasilkan. Untuk memaksimumkan profit, para manajer perusahaan harus berorientasi pada usaha memproduksi secara efisien dengan beban biaya minimal.
Hal ini diartikan sebagai upaya untuk secara terus menerus mencari dan menemukan metode rekayasa memproduksi serta membandingkan metode yang dipakai dengan metode yang sudah pernah digunakan oleh perusahaan sebelumnya.Dari perbandingan tersebut dipilih suatu metode yang merupakan terbaik, dengan menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada teori produksi yang biasa dibahas dalam kebanyakan literatur ekonomi manajerial terdapat berbagai macam metode pendekatan. Pendekatan yang pertama ialah pendekatan yang menggunakan satu variabel input. Pendekatan kedua dikenal sebagai pendekatan dua variabel input dan pendekatan ketiga adalah dengan pendekatan biaya total.

Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja (L) dan modal (K). Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi bahwa input K merupakan input tetap, sehingga jumlah output yang dihasilkan hanya tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan. Teori produksi dua input variabel hanya memperhitungkan dua macam input, dimana kerdua macam input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka akan dapat digantikan perannya dengan ditambahkan atau dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara tenaga kerja dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau tenaga kerja ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika tenaga kerja yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.

Pengertian Isoquant
          Kurva isoquant adalah suatu kurva (garis) yang menghubungkan titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva isoquant menunjukkan suatu tingkat output tertentu makin tinggi kurva isoquant menunjukkan tingkat output yang makin besar pula. Sedangkan berbagai kumpulan (himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat dicapai oleh produsen disebut “petakurva isoquant” (isoquant curve map). Karakteristiknya antara lain:
1.             Memiliki slope negative
2.            Cembung ke arah titik pusat sumbu
3.            Dua atau lebih kurva isoquant tidak akansaling berpotongan
4.            Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin tinggi
pula.

Pengertian Isocost
          Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan berbagai alternatif penggunaan input untuk manghasilkan output yang sama jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan berapa komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bisa dipastikan. Sebab isoquanthanya membahas berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan sama. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input yang akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu dibiayai oleh perusahaan.

Keseimbangan Produsen
          Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan, apabila dengan sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu dapat menghasilkan output yang maksimal, atau dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya minimal.
          Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost dapat dia nalisa keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen ini terkait dengan penggunaan input optimal. Penggunaan input optimal dapat dibedakan analisanya berupa maksimasi output dan minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva isocost bersinggungan dengan isoquant.


10.3   Teori produksi Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi ini sering disebut fungsi produksi eksponensial. Bentuk umumnya juga sama, yakni Y = f (Xi) atau dapat ditulis dalam bentuk spesifik Y = aXb, dimana Y adalah variabel yang dijelaskan, X adalah variabel yang menjelaskan, dan a dan b adalah parameter yang diduga.
Kelebihan Cobb- Douglas ini adalah pada pangkat menunjukan pangkat elastisitas produksi. Sedangkan kelemahannya adalah dalam interpretasi perlu dilinierkan dengan proses logaritma atau sering disebut dengan double log; log Y = log a + b log X.

Dari empat bentuk fungsi produksi ini masih banyak bentuk fungsi lainnya seperti fungsi produksi berikut ini :
1.   Constant Elasticity of Substitutions (CES) ; Y =    [ò K-p + ( 1 – ò) L-p]-1/p
2.    Transendental; Y AK1b1 ec1x1 x2b2 ec2x2 + u
3.    Translog; log Y = log b0 + b1 logX1 + b2 logX2 + b3 (logX1 logX2) + u
4.    Semi log; Y = b0 + b1 + b2 logX2
5.    Log Invers atau log linier; log Y = b0 + b1 X1 + b2 X2

Teori dasar pendekatan Cobb Douglas
Beberapa fungsi produktivitas dalam suatu perusahaan sangatlah berperan penting dalam pengembangan produktivitas. Terutama untuk menunjang proses produksi sehingga dapat memberikan beberapa peluang yang diharapkan. Dalam dunia ekonomi, pendekatan Cobb-Douglas merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobbdan Paul Douglas di 1900-1928.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan rumus :
Y = AL α K β , Y = K α β AL,
Dimana:
·                     Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
·                     L = tenaga kerja input
·                     K = modal input
·                     A = produktivitas faktor total
·                     α dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.
Output elastisitas mengukur respons output oleh perubahan tingkat baik tenaga kerja atau modal yang digunakan dalam produksi, ceteris paribus. Sebagai contoh jika α = 0,15, peningkatan 1% tenaga kerja akan mengakibatkan kenaikan sekitar 0,15% pada output.
Selanjutnya, jika:
α + β = 1, α + β = 1,
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan .Artinya, jika L dan K masing-masing meningkat sebesar 20%, kenaikan Y sebesar 20%.Jika :
α + β < 1, α + β <1,
Kembali ke skala yang menurun, dan jika :
α + β > 1 α + β> 1
kembali ke skala yang meningkat. Dengan asumsi persaingan sempurna dan α + β = 1, α dan β dapat ditunjukkan untuk menjadi tenaga kerja dan modal pangsa output.
Cobb dan Douglas dipengaruhi oleh bukti statistik yang muncul untuk menunjukkan bahwa tenaga kerja dan modal saham dari total output yang konstan dari waktu ke waktu di negara maju, mereka menjelaskan hal ini dengan statistik fitting -kuadrat regresi fungsi produksi mereka. Saat ini sudah ada keraguan mengenai apakah keteguhan dari waktu ke waktu ada.

Pengukuran Produktivitas dengan Pendekatan Cobb-Douglas

Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk menghasilkan output.
Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X).
Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1.             Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya.
2.            Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil
(return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3.            Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4.            Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji
Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1.             Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2.            Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3.            Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan dipakai dalam variabel independentdalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah:
Q = δ.I α
Keterangan: Q = Output
I = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji
δ = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput
α = elastisitas produksi dari input yang digunakan

Berikut beberapa analisa mengenai pendekatan cobb douglas :
1. Mentransformasi Persamaan Regresi Linier
Sebelum data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut, data-data yang diperoleh harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural (Ln). Kemudian data-data dalam bentuk Logaritma Natural tersebut diolah kembali untuk mendapatkan persamaan regresi Y = a + bX, atau dikembalikan pada variabel aslinya dengan Y = Ln Q dan X = Ln I. Maka persamaan regresi menjadi Ln Q = a + b(Ln I). Selanjutnya regresi linier tersebut ditransformasikan ke dalam fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan langkah:
Ln Q = a + b(Ln I)
Ln Q = a + Ln Ib
Ln Q – Ln Ib = a
Q = eaIb
Dengan demikian persamaan Cobb-Douglas telah didapat dengan eamerupakan indeks efisiensi dari proses transformasi, serta a dan b merupakan elastisitas produksi dari input yang digunakan
2. Analisa Efisiensi Proses Produksi
Efisiensi merupakan penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan jumlah produksi sebesar-besarnya tanpa melupakan kualitas dari produk yang dihasilkan. Efisiensi proses produksi dapat dilihat dari koefisien intersep fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu:
Indeks efisiensi = ea
Keterangan: e = 2,71828
a = koefisien intersep persamaan regresi
Indeks efisiensi akan didapat dari perhitungan, dengan semakin tinggi indeks efisiensi produksi berarti proses transformasi input menjadi outputmenjadi semakin efisien. Selain indeks efisiensi, rasio efisiensi juga akan didapat dari perhitungan. Rasio efisiensi menunjukkan perbandingan kemampuan menghasilkan output dengan memakai input yang tersedia.
3. Return to Scale
Berdasarkan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala (Browning dan Browning, 1989).
1.             Jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output (εp = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala konstan (constant returns to scale).
2.            Jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada kenaikan dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat (increasing returns to scale).
3.            Jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (εp < 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to scale).
4. Elastisitas Produksi ParsialElastisitas produksi parsial berkenaan dengan input tertentu merupakan ukuran perubahan proporsional pada input-nya ketika inputlainnya konstan. Sebelum elastisitas produksi parsial dapat dihitung, terlebih dahulu dicari nilai Total Physical Product, Average Physical Product, dan Marginal Physical Product.

Total Physical Product (TPP) dianggap sebagai hubungan teknis antara satu variabel faktor produksi (input) dan output dapat ditunjukkan oleh suatu fungsi produksi yang secara matematis dapat ditulis (Sudarman, 1989) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar